Celah Ruang Nafas Korban Tertimbun Gedung Runtuh di Ponpes Al Khoziny Tersisa 10 Cm

Sidoarjo: Tim SAR sedang berpacu dengan waktu untuk mengevakuasi korban reruntuhan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo. Kondisi korban yang masih responsif semakin kritis karena ruang nafas mereka hanya tersisa 10 centimeter.

Kepala Subdirektorat Pengerahan Potensi dan Pengendali Operasi Bencana Basarnas, Emir Freezer, menyebutkan salah satu korban di titik A1 terhimpit antara lantai dan bordes. Tim harus menembus beton dengan strategi tunneling untuk mencapai korban.

"Korban masih merasakan sakit di panggul, artinya aliran darah masih ada. Tapi ruang tersisa tinggal 10 cm, itu artinya waktu kita tidak banyak," kata Emir pada Rabu, 1 Oktober 2025.

Dari hasil pemantauan Basarnas, terdapat 15 korban yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan. Delapan korban tertindih tiang kolom beton, sementara tujuh korban lainnya masih memberikan respons suara. Delapan korban lainnya sudah tidak lagi merespons tim penyelamat. Kondisi ini memperberat tantangan yang dihadapi oleh tim SAR gabungan.

Upaya penyelamatan dilakukan melalui gorong-gorong sempit berdiameter 70 sentimeter. Terowongan darurat ini digali sepanjang tujuh meter menuju titik A1 tempat korban terjebak.

Namun kondisi bangunan yang terus menurun akibat gempa susulan membuat situasi semakin berisiko. Setiap penurunan struktur bangunan memperkecil ruang hidup korban.

"Setiap penurunan beban berarti ruang hidup korban semakin kecil. Kami harus berpacu dengan waktu," ujar Emir menegaskan urgensi operasi penyelamatan.

Tim SAR terus bekerja tanpa henti dengan mempertimbangkan keselamatan korban dan petugas. Strategi tunneling dipilih sebagai solusi terbaik untuk mencapai korban yang terhimpit reruntuhan