Kepala Subdirektorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi (RPDO) Basarnas Emi Freezer (berdiri menggunakan mic) saat menyampaikan detail teknis upaya evakuasi korban Ponpes Alhozin, di Sidoarjo, Rabu (1/10/2025). ANTARA/Fahmi Alfian
Whisnu Mardiansyah • 1 October 2025 12:40
Sidoarjo: Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyatakan tim penyelamat gabungan telah menemukan 15 titik korban di bawah reruntuhan musala Pondok Pesantren Al Khoziny. Bangunan tersebut ambruk pada Senin, 29 September 2025, di Sidoarjo, Jawa Timur.
Kepala Subdirektorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi Basarnas, Emi Freezer, mengungkapkan dari 15 titik tersebut, delapan korban berada dalam tingkat kesadaran hitam. Tujuh korban lainnya berada dalam tingkat kesadaran merah yang masih membutuhkan pertolongan segera.
"Dari tujuh titik korban yang berstatus merah, enam di antaranya posisi ada di kolom samping yang tidak bisa diakses secara langsung atau zona A2, hanya lewat celah kecil kolom utama," kata Freezer di Sidoarjo seperti dilansir Antara pada Rabu, 1 Oktober 2025.
Satu korban lagi berada di dekat kolom utama atau zona A1 dan masih dalam kondisi responsif. Korban tersebut tidak dapat menggerakkan badannya karena terhimpit bordes bangunan.
Dalam masa krusial 72 jam pertama pascakejadian, tim SAR gabungan akan memprioritaskan evakuasi terhadap tujuh korban berstatus merah. Tim terus menyalurkan oksigen, suplai makanan, bahkan infus secara berkala kepada korban.
| Baca: Mulai Tercium Bau Tak Sedap dari Reruntuhan, Wali Santri: Hidup atau Mati Saya Pasrah dan Ikhlas |
Komunikasi dengan korban berstatus merah dilakukan menggunakan interaksi suara. Untuk interaksi visual, tim SAR menggunakan kamera khusus yang mampu masuk ke celah-celah kecil di bawah reruntuhan.
Hingga saat ini, total 11 korban telah berhasil dievakuasi dari bawah reruntuhan oleh tim SAR gabungan. Proses evakuasi terus berlanjut dengan mempertimbangkan kondisi struktur bangunan yang masih labil.
Dari 11 korban yang berhasil dievakuasi, tiga di antaranya meninggal dunia. Satu korban dilaporkan meninggal di rumah sakit pada Senin, 29 September 2025, dan dua korban lainnya pada Selasa, 30 September 2025.
Untuk jumlah pasti korban yang masih berada di bawah reruntuhan, pihak berwenang belum dapat memastikan secara akurat. Data 15 titik korban yang telah ditemukan bukan merupakan jumlah total korban yang masih tertimbun.
Tim SAR gabungan terus bekerja tanpa henti untuk mengevakuasi korban yang masih terjebak. Keselamatan korban dan petugas menjadi prioritas utama dalam operasi penyelamatan ini.