Jamin Pelayanan, Komnas Haji Buka Kanal Pelaporan dan Pengaduan

Ilustrasi ibadah haji/Metro TV

Jamin Pelayanan, Komnas Haji Buka Kanal Pelaporan dan Pengaduan

Despian Nurhidayat • 13 May 2025 11:15

Jakarta: Penyelenggaraan ibadah haji 2025 M/ 1446 H merupakan misi haji pertama pada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto - Wakil Presiden Gibran Rakabuming dengan kuota 221 ribu orang yang menyedot biaya puluhan triliun rupiah sehingga diharapkan berjalan aman, nyaman, lancar dan sukses serta makin baik dari tahun sebelumnya. 

Ketua Komnas Haji Mustolih Siradj menegaskan perlu partisipasi banyak pihak untuk mengawal agenda kolosal tersebut. Terlebih pendanaan haji selain bersumber dari jemaah juga ada dari APBN yang berasal dari pajak masyarakat.

“Pemerintah maupun pihak travel wajib memberikan pelayanan terbaik sesuai standar dan yang telah dijanjikan,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa, 13 Mei 2025.
 

Baca: Jemaah Haji Indonesia Diimbau Patuhi 5 Larangan Ini Selama di Tanah Suci

Komnas Haji untuk ketiga kalinya kembali membuka saluran pelaporan dan pengaduan pada musim haji tahun ini bagi jemaah maupun masyarakat atas berbagai aspek pelayanan ibadah haji, baik di Tanah Air maupun di Tanah Suci. 

“Baik menyangkut kepentingan jemaah haji furoda (visa mujamalah), haji khusus maupun haji reguler atau yang menggunakan skema/visa lain terkait kendala yang dihadapi hingga yang gagal berangkat,” tegas Mustolih. 

Meskipun persiapan haji pada tahun ini sudah cukup matang, akan tetapi berdasarkan pengalaman dari tahun ke tahun, persoalan dan dinamika di lapangan akan tetap muncul. Hal ini disebabkan karena penyelenggaraan ibadah haji sangat kompleks, banyak aspek yang bisa memberikan dampak tidak terduga di luar yang sudah terencana.

Pada tahun ini misalnya Komnas Haji sudah mendapatkan banyak laporan dari berbagai daerah masalah terkait dengan penerbitan visa. Ada beberapa daerah yang jemaahnya tertunda memperoleh visa yang berakibat pemberangkatannya pun bergeser bahkan terancm batal. 

“Salah satu penyebabnya karena regulasi pemerintah Arab Saudi yang mengharuskan setiap jemaah wajib menginduk pada syarikah (perusahaan swasta), terdapat delapan syarikah yang  menjadi mitra. Namun sistem di yang dikelola pemerintah belum terkoneksi dan terintegrasi dengan baik sehingga muncul problem serius. Jadwal pemberangkatan jemaah terpisah dan terpencar-pencar dari mahrom, KBIHU, rombongan keloter (kelompok terbang) hingga regu. Tempat menginapnya nanti dipastikan terpencar ke hotel-hotel yang berbeda sehingga cukup kesulitan mengkoordinir jemaahnya,” tuturnya. 

Terdapat pula kasus di Cirebon, 112 jemaah haji cadangan tiba-tiba diperintahkan Kandepag setempat untuk melunasi BPIH. Namun begitu sudah dilakukan pelunasan dan mereka sudah mempersiapkan segenap kebutuhan malah diberikan surat pembatalan dengan dalih ada pengurangan kuota. 

“Hal-hal semacam itu harus dimitigasi dan dicarikan jalan keluar agar tidak sistemik terlebih masih ada agenda pemberangkatan Jemaah ke tanah suci gelombang kedua antara tanggal 17-29 Mei ini dan agenda penyelenggaraan ibadah haji masih panjang,” ujar Mustolih. 

Jemaah yang sudah berada di Tanah Suci juga memberikan laporan kepada Komnas Haji terkait keterlambatan distribusi kartu Nusuk yang menjadi dokumen utama memasuki arena utama penyelenggaraan puncak haji nanti, sehingga mereka tertinggal dari rombongan.   

Kanal pengaduan/laporan ini diharapkan menjadi saluran para jemaah untuk menyampaikan kesan, kendala dan keluhan sehingga bisa direspon secara cepat oleh pemangku kebijakan dan pihak terkait antara lain Kementerian Agama, Inspektorat Kemenag, PPIH, BP Haji, DPR RI dan media/ Pers untuk menjadi bahan pertimbangan melakukan evaluasi dan perbaikan sesegera mungkin dan perbaikan menyeluruh pada penyelenggaraan musim haji berikutnya.
 
Laporan ke KOMNAS HAJI dapat dilakukan melalui WatsApp (WA) KOMNAS HAJI pada nomor 081367733550.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(M Sholahadhin Azhar)