Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Foto: Metro TV/Siti Yona
Siti Yona Hukmana • 9 December 2025 12:03
Jakarta: Gubernur Jakarta Pramono Anung akan membahas kenaikan upah minimum provinsi (UMP) Jakarta, pekan depan. Hal ini menjawab pertanyaan terkait persentase kenaikan UMP Jakarta.
"Untuk UMP, minggu depan saya akan merapatkan khusus untuk UMP. Karena pembahasan sekarang sedang berlangsung antara pengusaha dan pihak buruh, maka pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Jakarta yang berdiri di tengah akan segera mengambil sikap dan keputusan terhadap hal itu," ujar Pramono Anung di Rusunawa Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea membeberkan kenaikan upah minimum provinsi yang akan terjadi tahun ini. Andi mengaku mendengar simulasi yang telah ditentukan pemerintah.
Namun, simulasi kenaikan upah minimum dipandang masih terjadi disparitas. Hal ini disampaikan Andi Gani usai membuka Rapimnas KSPSI AGN 2025 di Istora Senayan, Jakarta.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Foto: Metro TV/Siti Yona
"Kami mendengar dengan simulasi yang sudah kami dapatkan, ada provinsi yang naiknya tinggi sekali. Ada provinsi yang naiknya sangat tidak signifikan. Nah, ini disparitas upah ini masih terjadi," kata Andi Gani di lokasi, Rabu, 3 Desember 2025.
Namun, Andi Gani belum bisa memastikan angka kenaikan upah berada di bawah 6,5 persen. Sebab, ia belum mengetahui rumusannya. Dewan Pengupahan Nasional dari KSPSI, juga belum diberikan rumusan pasti. Dia juga belum dapat menghitung persentase kenaikan masing-masing daerah. Namun, Andi menegaskan angkanya tidak boleh lebih rendah dari tahun lalu.
Andi mengungkapkan berdasarkan bocoran yang ia dapatkan, formula pengupahan yang baru dengan alfa ditambah pertumbuhan ekonomi dan indeks tertentu, angkanya lebih rendah dari tahun lalu. Ia menegaskan KSPSI tidak ingin kenaikan upah minimum lebih rendah dari tahun 2025.
"Tetapi dari bocoran yang saya dapatkan minggu lalu, saya sudah menghitung seluruh provinsi. Ada yang naik sampai 7 persen, tapi ada yang naik cuma 2,8 persen. Ada yang naik 3,5 persen. Di beberapa daerah kawasan industri besar malah menurun," beber Andi Gani.