Dedi Mulyadi Sesali Kini Dokter Serba Perhitungan

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, saat menjadi pemateri dalam seminar nasional di Unpad Bandung, Jumat, 22 Agustus 2025.

Dedi Mulyadi Sesali Kini Dokter Serba Perhitungan

Media Indonesia • 22 August 2025 23:31

Bandung: Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menilai pelayanan kesehatan di Tanah Air sudah terlalu berorientasi materi sehingga berpengaruh terhadap kualitas pelayanan. Menurutnya dunia kesehatan sudah menjadi industri sehingga segala sesuatunya dihitung berdasarkan kepentingan bisnis.

Hal ini disampaikan Dedi saat menjadi pembicara dalam seminar nasional bertemakan pencegahan perundungan, gratifikasi, korupsi, dan tindak pidana kekerasan seksual di lingungan fasilitas pelayanan kesehatan, di kampus Unpad Bandung, Jumat, 22 Agustus 2025. "Ini fakta. Kita masuk ke materialisme dunia kesehatan. Dunia kesehatan adalah bisnis," kata Dedi.

Dedi menjelaskan, kondisi ini sangat memperihatinkan karena berdampak terhadap kualitas pelayanan kepada masyarakat. "Kalau materialisme masuk ke pikiran dunia kesehatan, pelayanan ke masyarakat akan jauh panggang dari api," kata Dedi.

Sebagai contoh, menurutnya sudah terjadi pergeseran nilai dalam dunia kedokteran karenaa tingginya biaya pendidikan dalam profesi tersebut. Akibatnya, kata dia, saat ini semakin langka dokter yang memiliki pengabdian yang baik terhadap masyarakat dan negara

"Terjadi pergeseran nilai dalam dunia kedokteran. Kalau zaman dulu, semua dokter serba pengabdian. Kalau zaman sekarang, dokter serba perhitungan," ujar Dedi.

Dedi memahami materialisme dalam dunia kedokteran bukan terjadi begitu saja. Menurutnya, para dokter pun terpaksa seperti itu akibat tingginya biaya pendidikan yang harus ditempuh.

"Dokter juga menjadi korban," katanya.
 

Baca: Dedi Mulyadi Pesan Calon Dokter Punya Kecerdasan Akademis dan Emosional

Maka dari itu, menurutnya harus dilakukan perbaikan dalam sistem rekruitmen dokter mulai dari seleksi awal di perkuliahan hingga proses pendidikan dokter spesialis.  Pertama, dia berharap seleksi akademis bisa dilakukan lebih baik lagi dalam menjaring mahasiswa kedokteran.

"Dulu, calon dokter itu yang biologinya hebat, fisikanya hebat, kimianya, matematikanya hebat. Walaupun berasal dari keluarga tidak mampu, bisa masuk universitas terbaik dan menempuh pendidikan (kedokteran) sampai selesai," kata Dedi.

Hal berbeda terjadi saat ini akibat tingginya biaya pendidikan kedokteran. "Sekarang pintar saja enggak cukup kalau orang tuanya enggak punya kemampuan. Sekarang bodoh sedikit boleh masuk kedokteran asal punya uang. Sekarang banyak anak teman-teman saya yang masuk kedokteran, 'ceuk urang teh asa rada oon budak teh' (menurut saya agak bodoh anak ini)," katanya.

Kedua, menurutnya seleksi ketat pun harus dilakukan dalam pendidikan dokter spesialis. Dedi menilai, yang berhak menempuh pendidikan spesialis tersebut haruslah dokter yang sudah terbukti memiliki integritas dan pengabdian yang baik.

"Harusnya, yang bisa mengikuti pendidikan spesialis itu dokter yang sudah terbukti pengabdiannya. Yang sudah lama mau ditempatkan di daerah terpencil, di desa-desa, di puskesmas," katanya.

Tidak kalah penting, menurutnya pemerintah harus bisa mengintervensi agar tingginya biaya pendidikan tidak memberatkan dokter. Salah satunya dengan menyiapkan beasiswa bagi calon-calon dokter dan dokter spesialis.

"Kalau pemerintah ingin melahirkan dokter yang mengabdi ke negara, jangan biarkan dokter yang mengikuti pendidikan spesialis menderita sepanjang kuliahnya. Dia sudah berhenti praktik, menghabiskan uang untuk kuliah, ongkos. Hanya orang-orang kaya saja yang bisa mengikuti pendidikan spesialis ini," jelasnya.

Dedi pun memastikan Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menyiapkan beasiswa bagi dokter yang akan mengikuti pendidikan gratis. "Di APBD 2026 saya akan mengkuliahkan gratis dokter-dokter terbaik di Jawa Barat. Ini yang harus dilakukan. Kalau tidak, kita tidak akan melahirkan dokter-dokter pengabdi, dokter-dokter ikhlas," katanya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)