Ilustrasi. Foto: Dok MI
Jakarta: Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyatakan pekerja atau buruh yang menerima program Bantuan Subsidi Upah (BSU) dari pemerintah akan menahan konsumsinya.
"Dengan besaran saat ini dan kebutuhan yang semakin meningkat, saya rasa mereka tidak akan konsumsi lebih tinggi. Bahkan saya rasa banyak di antara peneriman BSU akan menahan konsumsi untuk berjaga-jaga mereka jadi korban PHK," ucap Huda saat dihubungi, Selasa, 24 Juni 2025.
Ia juga menyatakan program BSU tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi maupun terhadap peningkatan daya beli masyarakat.
Pasalnya, Huda menilai program BSU hanya menyasar kepada pekerja dengan besaran upah tertentu saja dan tidak menyasar kepada pekerja yang berada di sektor informal.
"Program BSU di bulan Juni-Juli ini sangat terbatas impact-nya karena programnya yang hanya dua bulan dan tidak menyasar ke semua kalangan/pekerja," beber Huda.
(Ilustrasi. Foto: Dok Metrotvnews.com)
BSU tahap I sudah cair
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengungkapkan per hari ini pihaknya telah menyalurkan program Bantuan Subsidi Upah (BSU) tahap 1 kepada 2.450.068 orang dari sebanyak 3.697.836 penerima yang ditetapkan.
"Sampai dengan hari ini, Selasa 24 Juni 2025, dari jumlah penerima BSU tahap 1 yang ditetapkan sebanyak 3.697.836 penerima, sudah tersalurkan ke rekening penerima sebanyak 2.450.068 orang dan sisanya 1.247.768 masih dalam proses," ujar Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli di Kantor Kemnaker, Selasa, 24 Juni 2025.
Untuk penyaluran tahap 2, sambung Yassierli, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan telah menyampaikan data sebanyak 4,5 jutaan calon penerima dan saat ini sedang dalam proses verifikasi dan validasi.
Yassierli menambahkan, pemberian BSU ini menjadi sesuatu yang penting bagi para pekerja dengan gaji di bawah Rp3,5 juta atau di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP).
Dengan demikian, dirinya meyakini pemberian BSU ini diharapkan bisa mendongkrak daya beli masyarakat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2025.
"BSU sangat membantu dalam meningkatkan daya beli buruh dan pekerja. Jadi kalau daya belinya meningkat, maka kemudian dampak terhadap pertumbuhan ekonomi itu bisa sebenarnya secara langsung. Dan ini sudah menjadi sebuah instrumen yang dijadikan pemerintah untuk meningkatkan daya beli itu adalah dengan memberikan BSU," beber dia.