Alumni UI Diajak Ambil Peran Strategis Hadapi Soal UKT

Jakarta: Calon Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) periode 2025–2029, Rapin Mudiardjo, mengajak seluruh alumni UI untuk bersatu dan mengambil peran aktif dalam menyelesaikan persoalan tingginya Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang belakangan menjadi sorotan publik.

Dalam sebuah diskusi publik yang digelar melalui media sosial, Rapin menyampaikan visinya untuk menjadikan Iluni UI sebagai motor penggerak solusi atas mahalnya biaya pendidikan, bukan sekadar menjadi penonton.

“Masalah UKT mahal bukan sekadar angka di atas kertas. Ini soal masa depan generasi bangsa. Iluni UI tidak boleh hanya jadi penonton. Kita harus hadir sebagai jembatan, bukan tembok,” kata Rapin, yang akrab disapa Bang Rapin.

Ia menegaskan Iluni di bawah kepemimpinannya akan mengusung dua langkah strategis. Pertama, mendorong advokasi kebijakan kepada pemerintah agar pendidikan tinggi kembali menjadi prioritas utama negara. Kedua, memperkuat dana abadi (endowment fund) dengan menggandeng alumni lintas sektor untuk mendukung mahasiswa secara finansial.

Dana abadi tersebut, menurutnya, dapat menjadi jaring pengaman bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan ekonomi selama menempuh studi. “Jangan sampai ada lagi mimpi anak muda yang padam di gerbang UI hanya karena alasan biaya,” ujarnya.

Rapin juga menjelaskan advokasi kebijakan merupakan salah satu dari lima pilar utama programnya bersama calon Sekretaris Jenderal Iluni UI, Nanang. Sementara penguatan dana abadi akan ditempuh melalui kolaborasi dengan sektor korporasi dan komunitas filantropi, guna meningkatkan dana kelolaan secara signifikan.

Gagasan Rapin tersebut sejalan dengan pandangan sejumlah narasumber dalam diskusi, yang menekankan pentingnya mencari sumber pendanaan alternatif di luar UKT serta sistem bantuan pendidikan yang lebih fleksibel dan responsif.

Dengan pendekatan dua jalur—advokasi eksternal dan penguatan internal—Rapin berharap Iluni UI dapat menjadi mitra strategis yang proaktif bagi almamater dan bangsa.