Resmi! Kolombia dan Uzbekistan Gabung Bank BRICS

Rio de Janeiro: Bank BRICS atau yang dikenal sebagai New Development Bank (NDB) mencatat perluasan keanggotaan dengan bergabungnya Kolombia dan Uzbekistan. Pengumuman resmi disampaikan Presiden NDB Dilma Rousseff dalam konferensi pers usai pertemuan ke-10 Dewan Direksi NDB, Sabtu, 5 Juli 2025.

Dengan masuknya kedua negara tersebut, jumlah anggota NDB kini menjadi 11 negara. Keanggotaan Bank NDB awalnya terdiri atas lima negara pendiri yaitu Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Kemudian seiring berjalannya waktu bertambah enam negara yaitu Bangladesh, Uni Emirat Arab, Mesir, Aljazair, Kolombia, dan Uzbekistan.

"Kami masih mengevaluasi beberapa negara lain yang berpotensi bergabung di masa depan," ujar Rousseff, menekankan bahwa proses negosiasi bersifat rahasia sesuai keputusan dewan, dikutip dari Xinhua, Selasa, 8 Juli 2025.
 

Baca juga:  Airlangga Sebut Keikutsertaan RI Punya Peran Strategis di BRICS

(Para pemimpin negara anggota BRICS. Foto: BPMI Setpres?)

Dukung pembiayaan di kawasan global selatan

NDB menegaskan komitmennya untuk mendukung negara-negara di kawasan Global Selatan melalui pembiayaan proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan. Selain itu, bank ini juga akan berinvestasi di bidang inovasi, sains, dan teknologi dalam rangka menghadapi Revolusi Industri 4.0

Rousseff juga menekankan prinsip kesetaraan bagi negara anggota Bank NDB. "Setiap anggota memiliki suara yang sama," tegas Rousseff.

Sejak berdiri pada 2015, NDB telah menyetujui lebih dari 120 proyek dengan total nilai mencapai USD 40 miliar atau sekitar Rp649 triliun. Proyek-proyek tersebut meliputi sektor energi bersih dan efisiensi energi, infrastruktur transportasi, perlindungan lingkungan, penyediaan air bersih dan sanitasi, serta pengembangan infrastruktur digital.

Ekspansi keanggotaan NDB memperkuat perannya sebagai alternatif dalam sistem keuangan global, dengan fokus pada pembangunan berkelanjutan dan kesetaraan antarnegara. Bergabungnya Kolombia dan Uzbekistan membuka peluang baru bagi kerja sama Selatan-Selatan di tengah dinamika ekonomi dunia yang terus berubah. (Muhammad Adyatma Damardjati)