Kesepakatan Mineral AS-Ukraina Segera Rampung, Trump Klaim Perang Akan Berakhir

Presiden Amerika Serikat Donald Trump. The New York Times

Kesepakatan Mineral AS-Ukraina Segera Rampung, Trump Klaim Perang Akan Berakhir

Fajar Nugraha • 21 March 2025 19:15

Washington:  Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa negaranya akan segera menandatangani perjanjian terkait mineral dan sumber daya alam dengan Ukraina. Ia juga mengklaim bahwa upaya diplomasi untuk mencapai perdamaian di Ukraina berjalan "cukup baik" setelah melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pekan ini.

Pernyataan tersebut disampaikan Trump dalam sebuah acara di Gedung Putih pada Kamis 20 Maret 2025 setelah dirinya menandatangani perintah eksekutif guna meningkatkan produksi mineral penting di Amerika Serikat. Dalam kesempatan itu, Trump menegaskan bahwa pemerintahannya tengah memfinalisasi kesepakatan penting dengan Ukraina.

"Kami sedang melakukan hal yang sangat baik terkait Ukraina dan Rusia. Salah satu di antaranya adalah menandatangani kesepakatan dalam waktu dekat mengenai rare earth (logam tanah jarang) dengan Ukraina," kata Trump, seperti dikutip Channel News Asia, Jumat 21 Maret 2025.

Perjanjian Mineral sebagai Imbalan Bantuan AS

AS dan Ukraina sebelumnya telah menyepakati untuk menyelesaikan perjanjian komprehensif terkait pengembangan sumber daya mineral di Ukraina sesegera mungkin. Trump menilai kesepakatan ini sebagai langkah strategis untuk memanfaatkan sumber daya Ukraina sebagai imbalan atas bantuan yang telah diberikan AS kepada Kyiv selama perang berlangsung.

Namun, proses perundingan menuju kesepakatan tersebut sempat menemui hambatan setelah pertemuan antara Trump dan Zelensky di Gedung Putih pada akhir bulan lalu berlangsung panas. Perselisihan itu menyebabkan penghentian sementara bantuan militer dan intelijen dari AS ke Ukraina, yang memicu kekhawatiran terhadap kelangsungan dukungan Washington bagi Kyiv di tengah agresi Rusia.

Kendati demikian, hubungan kedua negara kembali mencair setelah Trump dan Zelensky melakukan percakapan melalui sambungan telepon selama satu jam pada Rabu 19 Maret 2025. Gedung Putih menyebut komunikasi tersebut sebagai diskusi yang "fantastis" dan menegaskan bahwa kedua pemimpin sepakat untuk bekerja sama mencari jalan keluar guna mengakhiri konflik di Ukraina.

"Kami ingin perang ini segera berakhir, dan saya pikir upaya kami berjalan cukup baik dalam hal itu," ujar Trump. 

Ia menambahkan bahwa penyelesaian konflik akan menyelamatkan ribuan nyawa setiap minggu. 

"Mereka meninggal secara tidak perlu, dan saya percaya kita akan menyelesaikannya. Kita lihat saja nanti, tapi saya optimis," tegasnya.

Ketidakjelasan isi kesepakatan baru

Meski Trump mengisyaratkan kemajuan dalam negosiasi, belum ada kejelasan apakah isi kesepakatan terbaru mengalami perubahan signifikan dibandingkan draf sebelumnya. Versi awal dari perjanjian tersebut memberikan AS akses langsung terhadap pendapatan dari sumber daya alam Ukraina, namun tidak mencakup jaminan keamanan yang secara eksplisit diinginkan oleh pemerintah Kyiv.

Rancangan sebelumnya juga menyatakan bahwa pemerintah Ukraina harus menyumbangkan 50 persen dari pendapatan yang dihasilkan melalui eksploitasi sumber daya alam milik negara ke dalam dana investasi rekonstruksi. Dana ini akan dikelola secara bersama oleh AS dan Ukraina sebagai bagian dari upaya membangun kembali infrastruktur yang rusak akibat perang.

Seorang pejabat senior AS menyebut bahwa draf terbaru dari perjanjian ini bersifat "lebih rinci dan komprehensif". Namun, ia menolak memberikan informasi lebih lanjut mengenai poin-poin yang telah direvisi dalam perjanjian tersebut. Di sisi lain, Kedutaan Besar Ukraina di Washington belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar terkait perkembangan terbaru dari kesepakatan tersebut.

Sementara itu, di Brussels, para pemimpin Uni Eropa (UE) menyatakan komitmennya untuk terus memberikan dukungan bagi Ukraina. Namun, mereka belum menyetujui permintaan Zelensky untuk memberikan bantuan sebesar 5 miliar Euro yang ditujukan bagi pembelian artileri guna memperkuat pertahanan Ukraina di tengah gempuran pasukan Rusia. (Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)