PM Israel Benjamin Netanyahu. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 13 August 2025 17:12
Tel Aviv: Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan tengah melakukan pembicaraan dengan Sudan Selatan mengenai kemungkinan pemukiman kembali warga Palestina dari Gaza.
Mengutip dari Independent, Rabu, 13 Agustus 2025, kabar ini muncul di tengah serangan militer Israel yang terus berlangsung di wilayah terkepung tersebut.
Netanyahu sebelumnya menyatakan ingin mewujudkan visi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk merelokasi sebagian besar penduduk Gaza melalui apa yang ia sebut sebagai “migrasi sukarela.”
Sedikitnya enam sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan kepada Associated Press bahwa Israel sedang berdiskusi dengan pihak berwenang di Sudan Selatan, negara yang saat ini sedang dilanda konflik bersenjata.
Belum jelas sejauh mana pembicaraan telah berlangsung, namun jika rencana ini terwujud, itu artinya Israel akan memindahkan warga dari satu wilayah konflik ke wilayah konflik lainnya.
Warga Palestina dan kelompok HAM umumnya menolak proposal Israel untuk memindahkan warga Gaza dari tanah air mereka, yang dinilai melanggar hukum internasional. Israel disebut juga pernah mengajukan rencana serupa dengan negara-negara Afrika lainnya, termasuk Somalia, Mesir, bahkan Indonesia.
Baca juga: Pemprov Kepri Sebut RSKI Pulau Galang Siap Tampung Warga Gaza
“Saya pikir hal yang benar dilakukan, bahkan menurut hukum perang yang saya pahami, adalah mengizinkan penduduk pergi, lalu Anda masuk dengan seluruh kekuatan melawan musuh yang tersisa di sana,” kata Netanyahu kepada stasiun televisi Israel i24, tanpa menyebut nama Sudan Selatan.
Bagi Sudan Selatan, kesepakatan seperti ini dapat membuka peluang mempererat hubungan dengan Israel, yang kini menjadi kekuatan militer dominan di Timur Tengah. Kesepakatan ini juga bisa menjadi pintu masuk untuk membangun hubungan dengan Trump, yang sempat mengangkat gagasan pemukiman kembali warga Gaza pada Februari lalu, meski belakangan tampak mengurungkan niatnya.
Kementerian Luar Negeri Israel menolak berkomentar, sementara Menteri Luar Negeri Sudan Selatan tidak menanggapi pertanyaan AP terkait pembicaraan ini. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan pihaknya tidak mengomentari percakapan diplomatik tertutup.
Serangan udara dan darat Israel yang telah berlangsung selama 22 bulan telah membuat sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi, menghancurkan sebagian besar wilayah, dan mendorong daerah itu ke ambang kelaparan.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, lebih dari 61.600 warga Palestina telah tewas akibat agresi tersebut.