Momen detik-detik pembebasan empat sandera Israel oleh Hamas di Gaza, Sabtu, 25 Januari 2025. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 25 January 2025 17:13
Gaza: Kelompok pejuang Palestina Hamas telah membebaskan empat tentara perempuan Israel yang ditahan di Gaza sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata, menyerahkan mereka kepada pejabat Palang Merah di Palestine Square di Kota Gaza pada Sabtu, 25 Januari 2025.
Sebagai imbalan atas pembebasan kali kedua ini, Israel diperkirakan akan membebaskan 200 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Menjelang pembebasan, sejumlah besar pejuang Hamas dan Jihad Islam berkumpul di alun-alun tempat kerumunan besar warga Palestina juga berkumpul. Selain ratusan anggota Hamas, faksi-faksi Palestina lainnya, termasuk Jihad Islam Palestina, juga hadir di lokasi tersebut.
Perwakilan Palang Merah dan seorang pejuang Hamas terlihat menandatangani dokumen sebelum pembebasan.
Mengutip dari Al Jazeera, Hamas mengidentifikasi keempat tentara perempuan Israel tersebut sebagai Karina Riev, Daniella Gilboa, Naama Levy, dan Liri Albag. Keempat sandera, yang mengenakan seragam militer Israel, melambaikan tangan kepada kerumunan saat mereka dibebaskan.
Ibrahim Al Khaliji, yang melaporkan untuk Al Jazeera dari Palestine Square, menggambarkan pembebasan itu sebagai "momen bersejarah."
Masih di hari Sabtu, tentara Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima empat tentara yang dibebaskan dari Palang Merah, seraya menambahkan bahwa mereka akan menjalani pemeriksaan medis.
"Keempat sandera yang kembali saat ini ditemani oleh pasukan khusus IDF [tentara Israel] dan pasukan ISA [badan keamanan] saat mereka kembali ke wilayah Israel, di mana mereka akan menjalani pemeriksaan medis awal," kata tentara dalam sebuah pernyataan.
Sebagai bagian dari kesepakatan, pasukan Israel juga diharapkan mundur dari Koridor Netzarim, yang memungkinkan ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara.
Israel juga diharapkan untuk membuka perbatasan Rafah di selatan agar lebih banyak bantuan kemanusiaan dan pasokan komersial lainnya dapat masuk.
Hind Khoudary dari Al Jazeera, yang melaporkan dari kamp pengungsi al-Bureij di Gaza, mengatakan banyak warga Palestina menganggap pertukaran sandera dan tahanan pada hari Sabtu lebih penting karena akan membuka jalan bagi mereka untuk kembali ke Gaza utara.
Baca juga: Trump Tidak Yakin Gencatan Senjata di Gaza Dapat Bertahan