5 Warga Kota Yogyakarta Meninggal Terinfeksi Penyakit Kencing Tikus

Ilustrasi mengenal penyakit Leptospirosis. Dok. Kemenkes

5 Warga Kota Yogyakarta Meninggal Terinfeksi Penyakit Kencing Tikus

Ahmad Mustaqim • 1 July 2025 13:21

Yogyakarta: Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat 18 kasus leptospirosis atau penyakit kencing tikus sejak Januari sampai akhir Juni 2025. Dari belasan kasus itu, 5 kasus di antaranya meninggal dunia. Selain leptospirosis, juga ada 1 kasus hantavirus. 

"Kasus leptospirosis, terutama yang meninggal dunia ini karena sering kali masyarakat atau pasien terlambat mengakses layanan kesehatan. Memang saat awal terinfeksi gejalanya tidak terlalu spesifik. Mirip-mirip dengan gejala infeksi bakteri atau virus lainnya, sehingga seringkali masyarakat atau pasien terlambat mengakses layanan kesehatan," kata Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Lana Unwanah dihubungi, Selasa, 1 Juli 2025.  

Lana mengatakan gejala-gejala tubuh yang terinfeksi leptospirosis berupa demam, nyeri kepala, nyeri otot, khususnya di daerah betis, paha, mata kuning, merah dan iritasi serta diare. Sedangkan, gejala awal hantavirus antara lain demam tinggi mencapai 39 derajat selsius, terkadang disertai  bintik perdarahan pada wajah, sakit kepala, nyeri pada bola mata, rasa lelah, nyeri otot, sesak nafas dan detak jantung cepat.

Lana menjelaskan hantavirus menyebabkan sindrom yaitu Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS) dan Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS). Virus dapat menyebabkan gangguan pernafasan akut dan gangguan ginjal yang berpotensi fatal. 
 

Baca: Cegah Leptospirosis, Warga Desa Melakasari Cirebon Gelar Aksi Berburu Tikus

"Jika mengalami gejala-gejala tersebut kami harap masyarakat segera memeriksakan diri ke puskesmas atau fasilitas kesehatan tingkat pertama," kata Lana.

Lana mengatakan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta telah membuat Surat Edaran (SE) kewaspadaan Leptospirosis dan Hantavirus. SE tersebut sedang dalam proses untuk ditandatangani kepala daerah. SE itu juga untuk menindaklanjuti Surat dari Gubernur DIY terkait kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Leptospirosis dan Hantavirus.  

"Kami sudah membuat surat edaran untuk kewaspadaan Leptospirosis. Saat ini on proses (penandatanganan)," ujarnya. 

Lana mengimbau seluruh pihak terkait meningkatkan upaya deteksi, pencegahan dan pengendalian Leptospirosis dan Hantavirus di wilayah Kota Yogyakarta. Langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengedukasi masyarakat agar berperan aktif dalam mencegah Leptospirosis dan Hantavirus dengan menerapkan PHBS. Selain itu memberikan edukasi terkait tanda-tanda klinis Leptospirosis dan segera periksa ke puskesmas atau fasilitas kesehatan tingkat pertama.

"Kami juga meminta Puskesmas dan rumah sakit meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam deteksi dini dan respon terhadap Leptospirosis dan Hantavirus dengan mengoptimalkan fasilitas penunjang, misalnya Rapid Diagnostic Test (RDT)," ucapnya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)