Apel pengamanan pertandingan antara Arema FC melawan Persik Kediri dalam lanjutan BRI Liga 1 2024/2025/Dok. Polres Malang
Malang: Manajemen Arema FC menyampaikan kekecewaan yang mendalam atas insiden pelemparan bus tim Persik Kediri usai laga lanjutan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu 11 Mei 2025. General Manager (GM) Arema FC, Yusrinal Fitriandi, menyoroti standar pengamanan pertandingan yang dinilai perlu dievaluasi.
"Pihak keamanan mohon lakukan evaluasi. Laga kemarin itu level renpam high risk match, dan Arema FC sudah penuhi semuanya. Kami prihatin kejadian pelemparan bus Persik terjadi di area zona 4 di luar area stadion yang menjadi konsentrasi pihak keamanan," ungkap Yusrinal, ditulis Selasa 13 Mei 2025.
Sebagai informasi, sebanyak 2.113 personel gabungan dari berbagai unsur keamanan diterjunkan untuk mengamankan jalannya pertandingan antara Arema FC melawan Persik Kediri. Laga ini menjadi penampilan perdana Arema FC di stadion tersebut pascatragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.
Pengamanan ketat dan berlapis diterapkan oleh Polres Malang bersama TNI, Brimob, Polda Jatim, hingga unsur pemerintahan daerah. Petugas disiagakan di empat ring pengamanan yang meliputi area dalam stadion, luar stadion, hingga jalur akses penonton dan tim.
Yusrinal menjelaskan manajemen telah melakukan berbagai peningkatan dalam produksi pertandingan sesuai dengan regulasi dan rencana pengamanan. Ia menyebutkan dua laga terakhir Arema FC, termasuk Charity Games dan pertandingan melawan Persik Kediri, menelan biaya lebih dari Rp1 miliar.
"Dari sisi produksi, semua upgrading kita lakukan mulai ring 1, ring 2, sampai ring 4 sesuai regulasi dan kebutuhan renpam. Kami memahami semua harus dilakukan demi keamanan jalannya pertandingan," kata Yusrinal.
Manajemen Arema FC merasa kerap menjadi pihak yang disalahkan atas berbagai insiden, termasuk pelemparan bus tim tamu. "Manajemen selalu jadi bahan cercaan, seolah pelaku utamanya pelemparan bus. Sekali lagi, kejadiannya terjadi di area zona 4 di luar kawasan stadion dan jauh dari kewenangan Panpel. Semestinya bisa diantisipasi," tuturnya.
Yusrinal mendesak pihak kepolisian untuk mengusut tuntas insiden pelemparan bus Persik Kediri dan menangkap pelakunya. "Polisi harus tangkap dan ungkap pelaku serta motif pelemparan bus Persik Kediri. Jika pelaku kecewa terkait penyelenggaraan atau kekalahan Arema FC, kenapa tidak dilimpahkan ke kami?" ujarnya.
Menutup pernyataannya, Yusrinal menyerukan perubahan dan introspeksi bagi seluruh pihak terkait. "Semua harus berubah, manajemen sudah selalu menjalankan semua arahan dan masukan. Berbagai forum komunikasi pun sudah kami lakukan antar stakeholder. Ayo berpakta integritas, jangan semuanya salah manajemen, intropeksilah," tegasnya.
Sebelumnya, insiden kurang menyenangkan mewarnai kepulangan tim Persik Kediri usai meraih kemenangan telak 3-0 atas Arema FC dalam laga lanjutan Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu 11 Mei 2025. Bus yang membawa rombongan pemain Persik diduga menjadi sasaran penyerangan yang mengakibatkan kaca samping kendaraan pecah berlubang.
Pertandingan antara Arema FC dan Persik Kediri berlangsung dengan tensi tinggi. Persik Kediri berhasil menunjukkan performa gemilang dengan mengalahkan tuan rumah tiga gol tanpa balas. Gol-gol Persik dicetak oleh Vava Mario Yagalo (menit ke-25), Ramiro Fergonzi (menit ke-72), dan Ze Valente (menit ke-82). Pertandingan sempat diwarnai kartu merah untuk pemain Arema FC, Johan Alfarizi, pada menit ke-62. Kemenangan ini membawa Persik Kediri meraih tiga poin penuh dari lawatan ke Malang.