Gedung Putih Sebut Tiongkok Hadapi Tarif Barang Impor Hingga 245%

Donald Trump menunjukan daftar negara-negara dengan besar tarif yang dikenakan. (EPA-EFE/KENT NISHIMURA / POOL)

Gedung Putih Sebut Tiongkok Hadapi Tarif Barang Impor Hingga 245%

Riza Aslam Khaeron • 16 April 2025 15:14

Washington DC: Gedung Putih menyebut bahwa tarif impor barang-barang dari Tiongkok sekarang berkisar hingga mencapai 245 persen, sebagai tanggapan atas aksi balasan Beijing terhadap kebijakan dagang Presiden Donald Trump. Pengumuman ini diumumkan pada Rabu, 16 April 2025, sebagaimana dilaporkan RBC-Ukraine dan lembar fakta resmi Gedung Putih.

"Tiongkok sekarang menghadapi tarif hingga 245% untuk impor ke Amerika Serikat sebagai akibat dari tindakan balasan mereka," mengutip pernyataan Gedung Putih pada Rabu, 16 April 2025.

Gedung Putih menekankan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari strategi "America First" yang diinisiasi Trump sejak hari pertama menjabat kembali sebagai presiden.

Dalam pernyataan itu dijelaskan bahwa tarif 245% terdiri dari beberapa lapis beban: tarif resiprokal sebesar 125%, tarif tambahan 20% untuk menanggapi krisis fentanyl, dan tarif Section 301 antara 7,5% hingga 100% yang dikenakan atas barang-barang tertentu.

"Pada Hari Pembebasan (2 April), Presiden Trump memberlakukan tarif 10% terhadap semua negara dan tarif lebih tinggi secara individual kepada negara-negara dengan defisit perdagangan terbesar dengan AS," tulis pernyataan Gedung Putih.

Lembar fakta Gedung Putih yang dirilis pada Selasa, 15 April 2025, juga menyebutkan bahwa Tiongkok telah menanggapi dengan berbagai pembatasan ekspor terhadap Amerika Serikat, termasuk terhadap logam tanah jarang dan komponen teknologi tinggi.

Kebijakan tersebut disebut-sebut membahayakan stabilitas rantai pasokan global serta ketahanan ekonomi dan militer Amerika Serikat.

"Hanya minggu ini, Tiongkok menghentikan ekspor enam logam tanah jarang berat, serta magnet tanah jarang, untuk memutus pasokan komponen penting bagi produsen otomotif, perusahaan semikonduktor, dan kontraktor militer di seluruh dunia," tulis Gedung Putih.
 

Baca Juga:
Tiongkok Buka-bukan Harga Asli Barang Branded AS di Tengah Perang Tarif

Sebagai tindak lanjut, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menyelidiki dampak impor mineral penting terhadap keamanan nasional AS melalui mekanisme Section 232 Trade Expansion Act 1962. Investigasi ini akan menghasilkan laporan dan rekomendasi strategis.

"Jika Menteri Perdagangan menemukan bahwa impor mineral kritis mengancam keamanan nasional dan Presiden memutuskan untuk mengenakan tarif, maka tarif tersebut akan menggantikan tarif resiprokal saat ini," mengutip lembar fakta Gedung Putih.

Sebelumnya, Tiongkok juga mengumumkan kenaikan tarif terhadap barang-barang dari Amerika Serikat hingga 125% sebagai balasan tarif Trump untuk barang impor mereka yang mencapat 145%. Namun, Tiongkok menyatakan tidak akan menaikkannya lebih lanjut jika AS menghentikan eskalasi.

Para analis memperingatkan bahwa eskalasi ini dapat membuat perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia menjadi nyaris mustahil. Melansir RBC-Ukraine, Tarif impor di atas 35% menghancurkan margin keuntungan eksportir Tiongkok dan membuat barang Amerika terlalu mahal di pasar Tiongkok

Dengan ancaman tarif hingga 245%, ketegangan dagang antara Washington dan Beijing kini memasuki fase paling ekstrem sejak perang dagang pertama kali meletus di masa jabatan Trump sebelumnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)