KKP Didorong Buka Keran Ekspor BBL

Jakarta: Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) didorong segera membuka keran ekspor. Khususnya, untuk komoditas benih bening lobster (BBL). 

"Jika terus ditutup pintu ekspor ini, maka ribuan nelayan yang bergantung dengan tangkapan BBL akan makin  terdampak dan makin terpuruk nasibnya," kata Ketua Koperasi Cahaya Laut Nusantara (CLN), Khaerunnisa Jalakanya, dalam keterangan yang dikutip Selasa, 4 November 2025.

Menurut dia, penutupan keran ekspor memberi dampak, khususnya ke nelayan kecil. Hal itu diungkap Khaerunnisa saat audiensi dengan jajaran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia di Gedung Mina Bahari, Lantai 8, kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Senin, 3 Oktober 2025.
 

Khaerunnisa menyampaikan keluhan ribuan nelayan yang bernaung di bawah koperasi BBL termasuk CLN. Mereka terdampak penutupan izin ekspor yang selama ini mereka rasakan. 

Menurut Khaerunnisa, tata kelola BBL juga perlu melibatkan unsur koperasi. Mengingat, posisi mereka sebagai pihak yang bersentuhan langsung dengan para nelayan.

"Pemerintah harus lebih jeli melihat permasalahan ini, karena nelayan kecil yang justru jadi korban adanya kebijakan yang berdampak negatif tersebut," kata Khaerunnisa.

Perwakilan forum KUB, Riyan Dinata juga berharap hasil audiensi kali ini dapat menjadi titik awal. Terutama, menuju kebijakan baru yang lebih berpihak kepada nelayan kecil dan koperasi rakyat.

“Kami berharap pemerintah tidak hanya mendengar, tapi juga segera mengambil langkah nyata. Nelayan sudah terlalu lama menunggu,” kata Riyan.

Perwakilan nelayan menghadiri audiensi di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan/Istimewa

Dibukanya jalur ekspor untuk perdagangan BBL, kata Riyan, dipercaya mampu mencegah BBL keluar dari Indonesia melalui jalur ilegal.  Selain itu, keuntungan ekspor akan membuka jalan bagi investasi untuk masuk dan melakukan transfer teknologi, serta pengetahuan budi daya lobster modern di Indonesia.