KTT Iklim COP30 Berakhir Tanpa Komitmen Penghapusan Bahan Bakar Fosil

KTT Perubahan Iklim COP30 berlangsung di Belem, Brasil pada November 2025. (Anadolu Agency)

KTT Iklim COP30 Berakhir Tanpa Komitmen Penghapusan Bahan Bakar Fosil

Willy Haryono • 23 November 2025 08:43

Belem: Konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun ini di Brasil berakhir pada Sabtu, 22 November 2025, dengan kesepakatan formal yang gagal memuat komitmen untuk menghapus bahan bakar fosil. Selama ini, bahan bakar fosil dianggap sebagai pendorong utama terjadinya pemanasan global.

Amerika Serikat (AS) absen dari KTT Iklim COP30 tahun ini, setelah pemerintahan Presiden Donald Trump menolak mengirim delegasi ke Belém, Brasil.

Mengutip dari NPR, Minggu, 23 November 2025, COP30 pada akhirnya hanya menghasilkan kemajuan terbatas dalam upaya internasional menahan laju pemanasan global dan membiayai kebutuhan adaptasi terhadap planet yang makin panas.

Awal pekan ini, lebih dari 80 negara mendesak para negosiator untuk menyepakati “peta jalan” transisi ekonomi global dari ketergantungan pada bahan bakar fosil. Kelompok tersebut mencakup banyak negara berkembang yang paling terpukul oleh perubahan iklim, serta Inggris, Jerman, dan negara produsen minyak seperti Meksiko dan Brasil.

Mereka menilai para pemimpin dunia perlu mulai menyusun rencana konkret untuk memenuhi komitmen bersejarah pada 2023 mengenai pengurangan penggunaan minyak, batu bara, dan gas alam.

Namun, negara-negara produsen bahan bakar fosil besar, termasuk Rusia dan Arab Saudi, menentang pembentukan proses atau jadwal untuk bergerak menjauh dari sumber energi tersebut.

Pada akhirnya, dokumen kesepakatan final tidak memuat satu pun rujukan pada bahan bakar fosil.

Presiden KTT COP 30, André Aranha Corrêa do Lago dari Brasil, mengakui bahwa banyak negara menginginkan hasil yang lebih ambisius. Dua lusin negara pun menyatakan kesediaan untuk bekerja bersama PBB dalam proses baru yang berfokus pada transisi dari bahan bakar fosil.

April mendatang, Kolombia dan Belanda berencana menjadi tuan rumah konferensi internasional pertama yang secara khusus membahas isu tersebut.

Menteri Perubahan Iklim Vanuatu Ralph Regenvanu mengatakan konferensi baru itu merupakan capaian utama dari pertemuan di Belém. “Isi teksnya tidak ideal, tetapi setidaknya ada hasil,” ujar Regenvanu.

Pembakaran bahan bakar fosil tetap menjadi pendorong terbesar pemanasan global. Namun, negosiator iklim selama bertahun-tahun kesulitan menyepakati bagaimana negara-negara seharusnya menangani ketergantungan dunia pada sumber energi tersebut.

Dua tahun lalu di Dubai, negara-negara untuk pertama kalinya menyerukan transisi global dari bahan bakar fosil.

Tahun ini, puluhan negara berharap para pemimpin dunia mulai menyusun rencana untuk mewujudkan hal tersebut. Namun, kesepakatan itu kembali gagal dicapai.

Kesepakatan final di Brasil hanya menegaskan bahwa negara-negara memahami “perlunya tindakan mendesak” untuk melakukan pemangkasan emisi gas rumah kaca secara “dalam, cepat, dan berkelanjutan," tanpa menyebut bahan bakar fosil secara spesifik.

Baca juga:  Uni Eropa Tolak Draf COP30 Brasil Terkait Perselisihan Energi Fosil

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)