Aktivitas pelajar di asrama Sekolah Rakyat Kabupaten Banyuwangi. Dokumentasi/ Humas Pemkab Banyuwangi
Banyuwangi: Suasana siang yang hangat di Sekolah Rakyat Banyuwangi terlihat berbeda. Sejumlah siswa tampak sibuk mengambil jemuran, sementara sebagian lain bersiap mengikuti salat Zuhur berjemaah. Di antara mereka, Naura Masita, siswi kelas 1 SD, berjalan ceria membawa gantungan baju berisi pakaian yang telah kering.
"Mau ke kamar naruh baju bersih yang sudah dicuci. Belajar cuci sendiri sambil diajari kakak dan Bu Guru," kata Naura di Banyuwangi, Kamis, 7 Agustus 2025.
Sekolah Rakyat yang berlokasi di Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi ini mulai beroperasi sejak 14 Juli 2025, dan kini telah memasuki pekan ketiga. Sebanyak 108 siswa dari berbagai jenjang pendidikan tinggal dan belajar di lingkungan sekolah berbasis asrama yang menekankan kedisiplinan, kemandirian, dan pembentukan karakter.
Kepala Sekolah Rakyat Banyuwangi, Chitra Arti Maharani, menjelaskan seluruh siswa saat ini masih menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang berlangsung hingga akhir Agustus. Selama masa ini, anak-anak belum mengikuti pelajaran akademik, melainkan fokus memperkenalkan kebiasaan hidup mandiri dan tata tertib sekolah.
"Mereka kami latih life skill dasar, seperti mencuci, menyapu, membersihkan kamar, hingga manajemen waktu. Setiap hari dimulai sejak subuh dengan salat berjemaah, olahraga, apel pagi, hingga pembiasaan salat Dhuha,” kata Chitra.
Setelah MPLS selesai, kegiatan belajar formal dimulai. Jadwal pelajaran disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing: SD kelas 1–3 belajar hingga pukul 12.00, kelas 4–6 sampai pukul 13.30, dan SMP-SMA hingga pukul 15.00. Istirahat diisi dengan salat berjemaah dan makan siang bersama.
Di luar pelajaran formal, siswa juga dibekali dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler seperti penguatan bahasa Inggris, teknologi informasi, mengaji, kepanduan, hingga seni seperti silat, tari, dan hadrah. Hari Minggu digunakan sebagai waktu istirahat, bersih-bersih asrama, serta jadwal kunjungan keluarga.
Sekolah ini didampingi oleh guru pengajar, sembilan wali asuh, dan dua wali asrama yang siaga mengawasi dan mendampingi aktivitas harian anak-anak. Tak hanya itu, aspek kesehatan dan nutrisi juga diperhatikan secara serius.
"Kami pastikan asupan gizi anak-anak terjaga. Makanan disediakan tiga kali sehari, ditambah dua kali snack, dengan pengawasan dari Dinas Kesehatan Banyuwangi agar semua hidangan tetap higienis dan bergizi,” kata Chitra.
Seiring waktu, pihak sekolah mulai melihat perubahan signifikan pada para siswa. Anak-anak semakin disiplin, mandiri, dan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan. Mereka bahkan turut memeriahkan HUT ke-80 RI dengan mengikuti kegiatan luar seperti paskibra, gerak jalan tingkat kecamatan, hingga jalan sehat desa.