Dirjenpas, Mashudi, melakukan kunjungan ke Lapas Kelas IIB Kutacane untuk meninjau langsung kondisi warga binaan. Dokumentasi/ Istimewa
Aceh Tenggara: Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas), Mashudi, mengarahkan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara, untuk menjadi bagian dari lumbung ketahanan pangan nasional kedepan.
"Tanah yang diberikan oleh Bapak Bupati akan diolah oleh warga binaan. Seperti yang saya lihat di sepanjang jalan, banyak ladang jagung," kata Mashudi, Jumat, 14 Maret 2025.
Pihaknya menawarkan kesempatan kepada warga binaan untuk mengikuti pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) di Nusakambangan, yang juga diproyeksikan sebagai salah satu lumbung ketahanan nasional.
"Kalian akan mendapat pelatihan, dan apabila telah berproduksi, akan diberikan imbalan berupa premi yang sebagian akan ditabung sampai pulang bebas," jelasnya.
BLK di Nusakambangan memiliki beragam program pelatihan, antara lain peternakan, budidaya ikan dan udang, pertanian, serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lainnya. "Program-program ini diharapkan dapat membekali Warga Binaan dengan keterampilan yang berguna setelah mereka bebas," jelasnya.
Sebelumnya, Bupati Aceh Tenggara, Salim Fakhry, menghibahkan 4,1 hektare tanah untuk relokasi Lapas Kutacane agar warga binaan memperoleh kondisi yang lebih layak. Warga binaan di Lapas Kutacane diminta untuk terus menjalani masa pidana dengan baik.
Kunjungan Mashudi ke Lapas Kutacane itu menyusul kaburnya puluhan narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Kutacane, Aceh Tenggara, Provinsi Aceh, menjelang waktu berbuka puasa, Senin petang, 10 Maret 2025. Para napi itu berhamburan melarikan diri keluar dari Lapas dengan membobol bagian atap dan pintu utama lapas.
Para narapidana berhamburan keluar hingga ada beberapa napi kabur dengan membobol atap gedung lapas. Bahkan kejadian ini sempat terekam kamera warga saat sedang berbelanja takjil di pinggir jalan sekitar lapas dan viral di media sosial. Aparat kepolisian dan petugas lapas sempat kewalahan menghadapi banyaknya narapidana yang melarikan diri.