Pemerintah Jepang Siap Kontrol Pergerakan Yen

Jepang. Foto: Unsplash.

Pemerintah Jepang Siap Kontrol Pergerakan Yen

Arif Wicaksono • 24 June 2024 15:37

Tokyo: Pemerintah Jepang selalu siap untuk mengambil tindakan terhadap pergerakan pasar yang berlebihan. Diplomat mata uang terkemuka Tokyo Masato Kanda menuturkan itu ketika mata uang yen melemah mendekati 160 yen per dolar AS.
 

baca juga:

Bank Sentral Jepang Bakal Naikan Suku Bunga


"Kami tidak akan mengomentari pergerakan mata uang sehari-hari karena komentar tersebut dapat memberikan dampak yang tidak terduga pada pasar, namun kami selalu siap untuk mengambil tindakan yang tepat ketika ada pergerakan yang berlebihan," kata Kanda, dilansir Channel News Asia, Senin, 24 Juni 2024.

Mata uang Yen berada di bawah tekanan setelah keputusan Bank Sentral Jepang bulan ini untuk menunda pengurangan stimulus pembelian obligasi hingga pertemuan Juli. Dolar AS diperdagangkan pada 159,87 yen pada Senin pagi.

Kanda menyadari penurunan yen menuju 160 yen per dolar AS mendorong kehati-hatian pasar terhadap intervensi, namun mencatat pihak berwenang tidak menetapkan tingkat spesifik kapan harus melakukan intervensi.

Intervensi pemerintah Jepang

Pelaku pasar secara luas melihat laju 160 yen terhadap dolar sebagai batasan yang tidak boleh diambil oleh pihak berwenang. Jepang menghabiskan sekitar 9,8 triliun yen (USD61,64 miliar) untuk menarik mata uangnya keluar dari level terendah 34 tahun di 160,245 per USD yang dicapai pada 29 April 2024.

Namun langkah-langkah tersebut gagal membalikkan pelemahan yen yang sebagian disebabkan oleh perbedaan suku bunga Jepang-AS yang lebar. Kanda juga mengatakan penambahan Jepang ke dalam daftar pemantauan devisa Departemen Keuangan AS tak memengaruhi pemerintahan Jepang.

Sebuah laporan Departemen Keuangan AS yang dikeluarkan pada hari Kamis menambahkan Jepang ke dalam daftar pemantauan devisa bersama enam negara yang ada dalam daftar sebelumnya.

"Jepang memiliki kelonggaran kebijakan untuk memastikan nilai tukar mata uang asing bergerak stabil dan mencerminkan fundamental,. Masalah muncul dalam intervensi mata uang ketika suatu negara mencoba melemahkan mata uangnya untuk meningkatkan ekspor, namun apa yang kami lakukan justru sebaliknya," tambah dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)