Ilustrasi. Foto: MI
Media Indonesia • 19 June 2024 08:29
Jakarta: Merealisasikan defisit anggaran rendah tahun depan dinilai sulit. Sebab, penerimaan negara dalam beberapa waktu terakhir dalam kondisi yang menantang.
Selain itu, besarnya kebutuhan belanja tahun depan untuk mengakomodasi program pemerintahan baru juga menjadi tantangan.
"Belum lagi di tahun depan dan bahkan empat tahun mendatang ada porsi jatuh tempo utang, sehingga ini akan mempersulit (mencapai defisit rendah)," ujar periset dari Center of Reform on Economic (CoRE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet dilansir Media Indonesia, Rabu, 19 Juni 2024.
Defisit yang rendah juga disebut sukar tercapai meski di tahun depan pemerintah tetap menaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.
Menurutnya, itu tak serta merta dapat memberikan ruang bagi pemerintah untuk melakukan ekspansi belanja.
Sejatinya pemerintah menyusun angka defisit anggaran tahun depan di kisaran 2,45 persen hingga 2,82 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Angka tersebut dituangkan dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) yang disampaikan ke DPR beberapa waktu lalu.
Baca juga:
Defisit Anggaran Ditekan Rendah, Tapi Jangan Korbankan Perekonomian |