Satu Sandera Israel Tewas Diserang, Dua Tawanan Lainnya Terluka Parah

Juru Bicara Brigade Izz al-Din al-Qassam, Abu Obaida. Foto: Anadolu

Satu Sandera Israel Tewas Diserang, Dua Tawanan Lainnya Terluka Parah

Fajar Nugraha • 13 August 2024 18:10

Gaza: Juru Bicara sayap militer Hamas, Brigade Izz al-Din al-Qassam, Abu Obaida mengatakan bahwa satu sandera Israel tewas oleh pengawalnya. Sementara dua tawanan wanita terluka parah dalam dua insiden terpisah di Gaza.

Sebuah komite telah dibentuk untuk menyelidiki insiden tersebut dan rincian penyelidikan akan diumumkan kemudian. Abu Obaida menambahkan bahwa berbagai upaya sedang dilakukan untuk menyelamatkan nyawa kedua wanita tersebut.

"Pemerintah musuh (Israel) memikul tanggung jawab penuh atas pembantaian ini dan reaksi yang dihasilkan yang memengaruhi kehidupan tahanan Zionis," kata Abu Obaida dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Telegram, seperti dikutip Middle East Eye, Selasa 13 Agustus 2024.

Pernyataan tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut dan tidak jelas kondisi para wanita yang ditawan tersebut.

Insiden tersebut merupakan pertama kalinya Brigade Qassam secara terbuka mengatakan salah satu pengawalnya telah membunuh seorang sandera Israel. Sebelumnya, kelompok tersebut telah mengumumkan kematian beberapa sandera, menyalahkan kematian mereka pada serangan udara Israel di Jalur Gaza.

Seorang juru bicara militer Israel menanggapi berita tersebut, dengan mengatakan bahwa "tidak ada dokumen intelijen yang mengonfirmasi atau membantah tuduhan Hamas".

"Kami terus menyelidiki kredibilitas pernyataan tersebut dan akan memberikan informasi jika kami memilikinya," tulis juru bicara militer Israel, Avichay Adraee di X.

Pembunuhan sandera tersebut terjadi setelah serangan udara Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung warga Palestina yang mengungsi menewaskan 100 orang. Serangan tersebut terjadi saat warga Palestina sedang melaksanakan salat subuh.

Pada Sabtu, serangan udara Israel terhadap kompleks sekolah Kota Gaza yang menampung keluarga-keluarga Palestina yang mengungsi menewaskan sekitar 100 orang. Seorang pekerja pertahanan sipil Palestina mengatakan kepada MEE bahwa "sebagian besar dari mereka yang tewas adalah anak-anak dan orang tua", dan mereka terluka parah dan bagian tubuh mereka terbakar karena intensitas serangan udara.

Israel mengklaim aula doa tersebut berisi "fasilitas militer" dan bahwa 31 dari mereka yang tewas adalah "teroris". Namun penyelidikan awal oleh Euro-Med Human Rights Monitor menemukan daftar nama yang diberikan oleh militer sebagai "teroris" yang tewas mengandung beberapa ketidakakuratan.

Setidaknya tiga orang tewas dalam serangan sebelumnya dalam perang tersebut, dan daftar tersebut juga memuat nama tiga orang tua yang tidak memiliki hubungan militer, termasuk seorang kepala sekolah, wakil walikota Beit Hanoun dan seorang profesor universitas, serta beberapa lawan Hamas.

Insiden itu juga terjadi beberapa minggu setelah pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh, dalam apa yang Hamas katakan sebagai serangan Israel di Teheran tempat Haniyeh sedang berkunjung.

Hamas memilih Yahya Sinwar, yang telah memimpin Hamas di Gaza, sebagai pemimpin baru biro politiknya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)