Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Foto: Anadolu
Teheran: Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memberikan tanggapan terhadap serangan Israel di negara itu, dengan mengatakan serangan itu tidak boleh ‘dibesar-besarkan atau diremehkan. Namun Khamenei menahan diri untuk tidak berjanji melakukan pembalasan segera.
Presiden Masoud Pezeshkian mengatakan Iran akan "memberikan tanggapan yang tepat" terhadap serangan itu, yang menewaskan sedikitnya empat tentara, seraya menambahkan bahwa Teheran tidak menginginkan perang.
Israel mengatakan pihaknya menargetkan lokasi militer di beberapa wilayah Iran pada hari Sabtu sebagai pembalasan atas serangan Iran, termasuk rentetan hampir 200 rudal balistik yang ditembakkan ke Israel pada 1 Oktober.
Pada Minggu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel telah melumpuhkan sistem pertahanan udara dan produksi rudal Iran. Ia mengatakan serangan itu telah "sangat merusak kemampuan pertahanan Iran dan kemampuannya untuk memproduksi rudal".
"Serangan itu tepat dan kuat serta mencapai tujuannya," kata Netanyahu pada sebuah upacara untuk mengenang para korban serangan 7 Oktober tahun lalu.
"Rezim ini harus memahami prinsip sederhana: siapa pun yang menyakiti kita, kita menyakitinya,” ucap Netanyahu.
Komentar Khamenei
Sumber resmi Iran secara terbuka telah mengecilkan dampak serangan itu, dengan mengatakan sebagian besar rudal berhasil dicegat dan rudal yang tidak berhasil dicegat hanya menyebabkan kerusakan terbatas pada sistem pertahanan udara.
"Terserah kepada pihak berwenang untuk menentukan cara menyampaikan kekuatan dan keinginan rakyat Iran kepada rezim Israel. Mereka bisa mengambil tindakan yang melayani kepentingan bangsa dan negara ini,” tegas Khamenei menanggapi serangan Israel, seperti dikutip
CNN, Senin 28 Oktober 2024.
Presiden Pezeshkian sebagian besar menggemakan bahasa pemimpin tertinggi itu, dengan mengatakan dalam rapat kabinet: "Kami tidak mencari perang, tetapi kami akan membela hak-hak bangsa dan negara kami."
Serangan Israel lebih terbatas daripada yang diperkirakan beberapa pengamat. AS secara terbuka telah menekan Israel untuk tidak menyerang fasilitas minyak dan nuklir, saran yang tampaknya dipatuhi oleh Tel Aviv.
Menteri luar negeri Iran mengatakan pada Minggu bahwa Iran telah "menerima indikasi" tentang serangan yang akan terjadi beberapa jam sebelum serangan itu terjadi.
"Kami telah menerima indikasi sejak malam tentang kemungkinan serangan malam itu," kata Abbas Araghchi kepada wartawan, tanpa menjelaskan lebih rinci.
Negara-negara Barat telah mendesak Iran untuk tidak menanggapi guna memutus siklus eskalasi antara kedua negara Timur Tengah, yang mereka khawatirkan dapat menyebabkan perang regional habis-habisan.
Media Iran telah menayangkan rekaman kehidupan sehari-hari yang berjalan seperti biasa dan membingkai kerusakan "terbatas" sebagai kemenangan, pilihan yang menurut para analis dimaksudkan untuk meyakinkan warga Iran.
Pertempuran terus berlanjut antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon dan antara Israel dan kelompok bersenjata Palestina Hamas di Gaza.
Pada Minggu, serangan udara Israel di kota Sidon di Lebanon selatan menewaskan sedikitnya delapan orang, menurut otoritas setempat. Pada Minggu malam Lebanon mengatakan sedikitnya 21 orang tewas dalam serangan Israel di selatan negara itu.
Di Gaza, sembilan orang tewas dalam serangan Israel di sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan di kamp pengungsi al-Shati, kata pejabat Palestina. Media Palestina dan kantor berita Reuters mengatakan tiga dari korban tewas adalah wartawan Palestina, mengutip pernyataan pejabat pemerintah.
Di Israel, seorang pria tewas dan sedikitnya 30 orang terluka setelah sebuah truk menabrak halte bus di dekat pangkalan militer Israel di utara Tel Aviv, yang menurut pihak berwenang diduga sebagai serangan teror.
Usulan gencatan senjata
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada Minggu 27 Oktober 2024, mengusulkan gencatan senjata dua hari di Gaza, yang akan melibatkan pertukaran empat sandera Israel dengan beberapa tahanan Palestina.
Ia mengatakan bahwa dalam waktu 10 hari setelah gencatan senjata sementara tersebut dilaksanakan, pembicaraan harus dilanjutkan dengan tujuan mencapai gencatan senjata yang lebih permanen.
Namun, saat berbicara dengan BBC Arabic Service, seorang pejabat senior Hamas mengatakan bahwa persyaratan gencatan senjata -,yang ditolak Israel selama berbulan-bulan,- tidak berubah.
Sami Abu Zuhri mengatakan kelompok pejuang Palestina itu terus menuntut gencatan senjata penuh, penarikan penuh Israel dari Gaza, dan kesepakatan pertukaran tahanan yang serius.
"Setiap perjanjian yang tidak menjamin persyaratan ini tidak ada nilainya," tambah Abu Zuhri.
Israel melancarkan operasi untuk menghancurkan Hamas sebagai tanggapan atas serangan kelompok itu yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya.
Lebih dari 42.924 orang telah tewas di Gaza sejak saat itu, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah itu.