Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto: EPA-EFE
Medcom • 16 May 2024 13:15
Yerusalem: Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyerang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu karena gagal menyusun rencana untuk memerintah Gaza setelah berakhirnya perang Israel dengan Hamas pada Rabu, 15 Mei 2024.
Namun, pemimpin Israel itu mengatakan tidak ada gunanya melakukan hal tersebut hingga para militan dikalahkan.
Dalam perselisihan yang tidak biasa antara kedua pemimpin tersebut, Gallant mengatakan dirinya menentang pembentukan kendali militer atau sipil Israel atas Jalur Gaza yang sempit di sepanjang Laut Mediterania yang merupakan rumah bagi sekitar 2,3 juta warga Palestina.
“Sejak Oktober (2023), saya telah mengangkat masalah ini secara konsisten di kabinet dan tidak mendapat tanggapan apa pun,” kata Gallant, dikutip dari VOA News, Kamis, 16 Mei 2024.
“Saya menyerukan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengambil keputusan dan menyatakan bahwa Israel tidak akan melakukan kontrol sipil atas Jalur Gaza,” sambungnya sambil menyerukan segera adanya pemerintahan alternatif selain Hamas.
Dengan serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel dan serangan balasan Israel terhadap militan Hamas di Gaza, Netanyahu telah berulang kali menolak untuk memaparkan rencana pemerintahan pascaperang di Gaza.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) sebagai pemasok senjata utama Israel telah menyerukan revitalisasi Otoritas Palestina untuk memerintah Gaza dan Tepi Barat dalam solusi dua negara, Palestina berdampingan dengan Israel.
Namun, Netanyahu dan koalisi pemerintahan sayap kanannya dengan tegas menentang solusi tersebut.
PM Netanyahu mengatakan, setiap diskusi tentang upaya Gaza harus diperintah setelah perang tujuh bulan hanyalah omong kosong, jika Hamas tetap berada di wilayah tersebut.
“Syarat pertama untuk mempersiapkan landasan bagi entitas lain adalah menghancurkan Hamas, dan melakukannya tanpa membuat alasan,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang diunggah dalam saluran Telegram-nya.
Gallant mengatakan aksi militer saat ini di Gaza perlu diikuti dengan aksi politik.
“Sehari setelah Hamas hanya akan tercapai jika entitas Palestina menguasai Gaza, didampingi oleh aktor internasional, membangun pemerintahan alternatif terhadap pemerintahan Hamas,” ujarnya.
“Hal ini terutama menjadi kepentingan Negara Israel,” tambah Menteri Pertahanan tersebut.
Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben-Gvir yang merupakan anggota koalisi berkuasa Netanyahu, menyerang Gallant atas pandangannya.
Ben-Gvir menyebut Gallant sebagai menteri pertahanan yang gagal pada 7 Oktober dan terus gagal hingga saat ini.
“Menteri Pertahanan seperti itu harus diganti demi mencapai tujuan perang,” tuturnya.