Arus Modal Keluar Tiongkok Semakin Memburuk

Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.

Arus Modal Keluar Tiongkok Semakin Memburuk

Arif Wicaksono • 21 May 2024 14:17

Beijing: Arus modal keluar Tiongkok memburuk pada April. Hal ini menunjukkan adanya hambatan bagi yuan di tengah lemahnya perekonomian domestik dan ketidakpastian mengenai arah suku bunga Federal Reserve.

Perusahaan lokal membeli valuta asing dalam jumlah terbesar dari bank sejak 2016 pada bulan April, sementara eksportir menahan konversi dolar dan penduduk membeli mata uang asing untuk perjalanan ke luar negeri.
 

baca juga: 

PBOC Bakal Salurkan Dana Murah untuk Selamatkan Industri Properti Tiongkok

Faktor-faktor ini menunjukkan pandangan yang hati-hati terhadap yuan, karena tingkat suku bunga Tiongkok yang relatif rendah dibandingkan Amerika Serikat menguntungkan dolar. Dan meskipun Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) telah mengambil tindakan untuk menjaga yuan dalam kisaran yang ketat, ketidakpastian mengenai waktu dan tingkat penurunan suku bunga The Fed tahun ini membuat situasi semakin sulit.

"Kami memperkirakan para pembuat kebijakan akan mempertahankan kontrol yang ketat untuk menangkis ekspektasi depresiasi melalui penetapan yuan yang kuat dan manajemen likuiditas luar negeri, mengingat meningkatnya tekanan arus keluar modal," tulis ekonom dan ahli strategi Goldman Sachs Group termasuk Xinquan Chen dalam sebuah catatan, dilansir Business Times, Selasa, 21 Mei 2024.

Menurut data yang dirilis oleh Administrasi Valuta Asing Negara, Perbankan Tiongkok menjual devisa bersih senilai USD36,7 miliar kepada klien mereka bulan lalu, terbesar sejak Desember 2016.

Investor lebih menyukai aset valuta asing dalam rekening modal pada bulan April, sebuah tanda bahwa mereka lebih optimis terhadap sekuritas yang tidak berdenominasi yuan.

Transaksi berjalan juga tidak mendukung yuan karena menunjukkan pembelian bersih mata uang asing, yang jarang terjadi karena Tiongkok telah lama menikmati surplus ekspornya. Defisit layanan terkait dengan perjalanan keluar negeri meningkat.

"Eksportir memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk menahan mata uang asing dibandingkan yuan, mengingat lemahnya ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan arus keluar modal yang terus berlanjut,” kata Kepala Ekonom di Hang Seng Bank China Dan Wang.

Bank Tiongkok

Bank-bank Tiongkok mengirimkan net outflow senilai USD29,5 miliar ke luar negeri atas nama klien untuk investasi langsung, yang merupakan rekor tertinggi. Langkah ini mencakup investasi asing ke Tiongkok dan investasi kepada perusahaan Tiongkok di luar negeri.

Analis Bloomberg, Gerard DiPippo menjelaskan jatuhnya arus masuk investasi asing langsung (FDI) ke Tiongkok mungkin lebih merupakan cerminan dari tingkat suku bunga yang relatif lebih tinggi di Amerika Serikat dibandingkan hilangnya minat perusahaan-perusahaan asing terhadap Tiongkok.

"Perusahaan non-residen, termasuk perusahaan Tiongkok yang berkantor di Hong Kong, mungkin telah memindahkan uang mereka ke luar negeri untuk mendapatkan keuntungan dari imbal hasil yang lebih tinggi," tulis dia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)