PBOC Bakal Salurkan Dana Murah untuk Selamatkan Industri Properti Tiongkok

Ekonomi Tiongkok. Foto: Unsplash.

PBOC Bakal Salurkan Dana Murah untuk Selamatkan Industri Properti Tiongkok

Arif Wicaksono • 18 May 2024 13:44

Beijing: Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) akan membentuk program nasional untuk menyalurkan dana murah sebesar USD41,5 miliar untuk membantu perusahaan milik negara membeli rumah yang tidak terjual.
 

baca juga: 

IMF Kritik Keputusan Joe Biden Naikkan Tarif Impor Tiongkok


Dikutip dari Business Times, Sabtu, 18 Mei 2024, Deputi PBOC Tao Ling mengumumkan program pinjaman ulang (relending program)  beberapa jam setelah pemerintah meluncurkan paket tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengatasi krisis properti yang berkepanjangan di negara tersebut.

Pendanaan akan diberikan kepada 21 institusi, termasuk bank kebijakan, pemberi pinjaman komersial milik negara dan bank saham gabungan, dengan tingkat bunga 1,75 persen. Pinjaman tersebut, yang dirancang untuk jangka waktu satu tahun, akan diizinkan untuk diperpanjang sebanyak empat kali.

Program pinjaman PBOC terdiri dari pendanaan murah yang ditawarkan kepada bank-bank Tiongkok yang memungkinkan mereka memperluas pinjaman untuk bagian perekonomian tertentu. Tao mengatakan uang tunai bank sentral sebesar 300 miliar yuan akan menghasilkan total kredit sebesar 500 miliar yuan.

Para pengambil kebijakan sebelumnya mengumumkan pelonggaran besar-besaran peraturan hipotek, dan mendorong pemerintah daerah untuk membeli rumah yang tidak terjual dari pengembang untuk diubah menjadi perumahan yang terjangkau. Politbiro Tiongkok yang beranggotakan 24 orang menyerukan kebijakan untuk mengatasi persediaan rumah yang tidak terjual di negara tersebut pada pertemuan bulan lalu.

mendorong pembiayaan BUMN

Tao menuturkan pemberi pinjaman dalam program baru ini akan didorong untuk memberikan pembiayaan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dipilih oleh pemerintah daerah untuk mendukung pembelian rumah jadi yang belum terjual dengan harga yang wajar.

"Sarana pembiayaan pemerintah daerah serta BUMN yang melibatkan utang tersembunyi daerah  atau pinjaman di luar neraca oleh pihak berwenang  akan dilarang membeli rumah, yang harus dijual atau dijadikan perumahan umum," tambahnya.

Krisis real estate di Tiongkok telah menjadi hambatan terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi, karena kegagalan para pengembang yang berhutang budi dalam menyediakan rumah pra-penjualan membebani sentimen konsumen. Data resmi pada hari Jumat menunjukkan bahwa harga rumah di bulan April mencatat penurunan bulanan paling tajam dalam satu dekade.

Besaran pembiayaan bank sentral jauh dari perkiraan analis yang membutuhkan setidaknya satu triliun yuan untuk pembelian tersebut. Hal ini dapat mengecewakan investor setelah indeks saham properti Shanghai melonjak 6,2 persen pada hari Jumat untuk mengantisipasi dukungan yang lebih kuat.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)