Ilustrasi emas dunia. Foto: Unsplash.
Husen Miftahudin • 15 May 2024 09:56
Chicago: Harga emas naik tipis di perdagangan Asia pada Selasa waktu setempat (Rabu WIB), sedikit pulih dari penurunan tajam di sesi sebelumnya karena fokus tetap tertuju pada data inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan datang untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai suku bunga.
Meskipun logam kuning terlihat menguat pada minggu lalu, namun masih jauh di bawah rekor tertinggi yang dicapai pada April, dengan para pedagang tetap bias terhadap dolar di tengah kekhawatiran akan suku bunga AS yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Melansir Investing.com, Rabu, 15 Mei 2024, emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD2.343,60 per ons. Sementara emas berjangka yang berakhir pada Juni 2024 naik 0,3 persen menjadi USD2.349,05 per ons.
IHP dan inflasi CPI menunggu petunjuk tingkat suku bunga lebih lanjut. Data indeks harga produsen AS akan dirilis pada Selasa, sedangkan pembacaan indeks harga konsumen yang lebih diawasi akan dirilis pada Rabu mendatang.
Kedua angka tersebut kemungkinan besar akan menjadi faktor dalam prospek suku bunga AS, setelah angka inflasi yang terlalu panas sepanjang kuartal pertama menyebabkan sebagian besar pasar mengabaikan sebagian besar pertaruhan penurunan suku bunga tahun ini.
Meskipun perdagangan ini menunjukkan lebih banyak hambatan bagi emas, logam kuning ini diuntungkan oleh meningkatnya permintaan safe haven di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Namun beberapa deeskalasi, khususnya antara Iran dan Israel, membuat emas rentan terhadap tekanan suku bunga.
Suku bunga yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama merupakan pertanda buruk bagi emas, mengingat hal tersebut meningkatkan biaya peluang berinvestasi pada logam kuning.
Baca juga: UBS: Dolar AS Mandek |