Gedung Bank Mandiri. Foto: Dokumen Bank Mandiri
Annisa Ayu Artanti • 31 January 2024 15:47
Jakarta: PT Bank Mandiri Tbk mencetak laba bersih sepanjang 2023 sebesar Rp55,1 triliun. Capaian itu tumbuh 33,7 persen secara year on year (yoy).
Perolehan laba tersebut juga menjadi yang terbesar sejak Bank Mandiri didirikan 25 tahun lalu.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan, capaian kinerja signifikan tersebut selaras dengan kondisi ekonomi yang secara nasional masih resilien menghadapi volatilitas pada 2023.
“Dari berbagai tantangan yang ada di 2023, kondisi ekonomi Indonesia masih resilien didorong peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi, dan inflasi yang masih terjaga," kata Darmawan dalam konferensi pers, Rabu, 31 Januari 2024.
Sepanjang 2023, Darmawan mengungkapkan, Bank Mandiri mampu meningkatkan pertumbuhan volume bisnis pada seluruh segmen dan memperkuat efisiensi perseroan.
Terlihat dari total aset konsolidasi Bank Mandiri yang berhasil menembus Rp2.174,2 triliun di akhir 2023, naik 9,12 persen yoy dari tahun sebelumnya sebesar Rp1.992,5 triliun.
Kenaikan itu menurutnya, tidak terlepas dari realisasi penyaluran kredit Bank Mandiri di 2023 yang mencapai Rp1.398,1 triliun, tumbuh 16,3 persen secara tahunan, melampaui pertumbuhan kredit industri yang sebesar 10,38 persen yoy.
Pertumbuhan kredit yang impresif ini terjadi di seluruh segmen, salah satunya didominasi oleh kredit korporasi yang mencapai Rp490 triliun pada akhir 2023, tumbuh 18,3 persen yoy.
Selain itu, kredit komersial juga menorehkan kinerja positif dengan pertumbuhan tertinggi dibanding segmen lain yaitu sebesar 21,2 persen yoy menjadi Rp238 triliun di akhir 2023 lalu.
"Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Mandiri berkomitmen untuk bersama-sama mendorong keberlanjutan ekonomi di sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah termasuk segmen SME dan Micro,” jelas dia.
Adapun, segmen SME tumbuh baik mencapai 14 persen yoy menjadi Rp77 triliun. Sedangkan segmen mikro tumbuh mencapai 10,4 persen yoy menyentuh Rp168 triliun.
Darmawan menuturkan, pertumbuhan ini juga diimbangi dengan kualitas aset yang terus membaik. Per akhir 2023, rasio Non Performing Loan (NPL) Bank Mandiri secara bank only berhasil turun sebesar 86 basis poin (bps) secara yoy ke level 1,02 persen.
Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap menjaga rasio pencadangan (NPL
coverage ratio) di level konservatif yakni sebesar 384 persen.
“Kinerja keuangan Bank Mandiri sepanjang tahun 2023 menunjukkan momentum yang baik dan on track serta diikuti dengan penerapan prinsip kehati-hatian yang matang, terlihat dari kualitas aset yang terus mengalami perbaikan,” imbuh dia.
Digitalisasi dorong efisiensi
Dari sisi fungsi intermediasi, tercatat pertumbuhan DPK secara konsolidasi yang tumbuh sebesar 5,78 persen yoy menjadi Rp1.577 triliun di 2023.
Darmawan menambahkan, pertumbuhan DPK ini didorong oleh peningkatan dana murah sebesar 7,05 persen secara tahunan, yang ditopang oleh pertumbuhan giro sebesar 7,92 persen yoy menjadi Rp585 triliun dan tabungan yang meningkat 6,19 persen yoy menjadi Rp587 triliun.
Pertumbuhan tersebut pun turut mendorong komposisi dana murah terus meningkat mencapai 74,3 persen secara konsolidasi dan 79,4 persen secara bank
only, serta berkontribusi menjaga biaya dana atau Cost of Fund (CoF) bank
only di level yang rendah sebesar 1,75 persen.
“Peningkatan dana murah tidak terlepas dari inisiatif digital Bank Mandiri di sepanjang 2023. Sampai dengan akhir 2023 posisi rasio CASA secara bank
only telah menembus 79,4 persen, rekor tertinggi sepanjang sejarah Bank Mandiri,” tutur dia.