Harga emas dunia. Foto: Unsplash.
Jakarta: Harga emas dunia naik pada pembukaan perdagangan hari ini. Emas dunia mengalami rebound walaupun berpotensi menurun akibat ekspektasi penurunan suku bunga secara cepat yang semakin menurun.
Melansir
Investing.com, harga emas dunia acuan XAU/USD naik 0,03 persen atau 0,48 bps ke level USD2.022 per ons pada pembukaan Selasa, 23 Januari 2024. Emas dunia sudah naik 5,33 persen dalam setahun.
Menurut Analisis DCFX Andrew Fischer, harga emas mencapai level terendah satu bulan pada Rabu sebelum menemukan dukungan di sekitar USD2.000 per ons, didorong oleh permintaan sebagai tempat perlindungan (safe haven).
Meskipun demikian, emas terus menghadapi tekanan dari para trader yang beralih ke dolar sebagai respons terhadap data ekonomi yang kuat dan komentar bernada
hawkish dari pejabat Federal Reserve.
Fischer melihat Investor mengalihkan perhatian mereka ke dolar memperkirakan penurunan suku bunga pada Maret oleh bank sentral, sehingga memengaruhi nilai logam mulia.
Dukungan safe haven
Meskipun ada ekspektasi penurunan suku bunga, emas tetap mendapat dukungan dari permintaan safe haven, terutama dalam konteks meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Konflik militer di Timur Tengah, termasuk pertempuran antara pasukan AS dan Inggris dengan kelompok Houthi di Laut Merah serta ketegangan antara Iran dan Pakistan, turut mempertahankan permintaan akan emas sebagai perlindungan terhadap ketidakpastian geopolitik.
“Konflik ini memberikan dampak signifikan pada harga emas karena investor masih melihat emas sebagai tempat perlindungan (safe haven) dalam situasi geopolitik yang tidak menentu. Tingginya ketidakpastian terhadap ekonomi global membuat emas menjadi pilihan yang lebih aman dibandingkan mata uang,” ucap Fischer.
Pergeseran pemangkasan suku bunga
Penurunan harga emas juga dipengaruhi oleh adanya pergeseran ekspektasi terkait pemangkasan suku bunga. investor mengurangi ekspektasi mereka terhadap pemotongan suku bunga pada Maret, terutama setelah adanya indikasi Federal Reserve kemungkinan tidak akan menurunkan suku bunga secepat yang diperkirakan sebelumnya.
Tren ini tercermin dalam hasil dari Fedwatch Tool dari CME, yang mengungkapkan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Maret turun tajam dari 70,2 persen minggu lalu menjadi 51,9 persen.
Presiden Federal Reserve Atlanta, Ralph Bostic, juga memberikan pandangan yang sejalan dengan pejabat lainnya, mengingatkan agar tidak berspekulasi terlalu dini mengenai penurunan suku bunga, dengan perkiraan bank akan mulai menurunkan suku bunga pada kuartal ketiga 2024.
Sebagai hasilnya, pasar emas masih dihadapkan pada ketidakpastian yang signifikan, dan investor diharapkan untuk terus memantau perkembangan ekonomi dan geopolitik yang dapat memengaruhi pergerakan harga emas.