Ilustrasi. Foto: Freepik.
Husen Miftahudin • 29 November 2024 12:56
Jakarta: Harga emas (XAU/USD) terus melanjutkan penguatan setelah pemulihan dangkal dari posisi terendah pada Selasa. Pada Kamis (28/11), logam mulia ini diperdagangkan di level USD2.640-an, didorong oleh ekspektasi pasar dimana Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga AS pada pertemuan Desember mendatang.
"Penurunan suku bunga biasanya berdampak positif pada harga emas karena menurunkan biaya peluang memegang aset tanpa bunga, sehingga meningkatkan daya tarik emas sebagai investasi," ungkap analisis Dupoin Indonesia Andy Nugraha dikutip dari analisis hariannya, Jumat, 29 November 2024.
Menurut Andy, tren bullish pada emas kembali menguat berdasarkan indikator Moving Average yang terbentuk saat ini. Dengan kondisi ini, XAU/USD diproyeksikan memiliki potensi naik hingga mencapai USD2.658.
"Namun, jika harga gagal menembus level tersebut dan mengalami reversal, maka target penurunan terdekat berada di USD2.622," jelas dia.
(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
Faktor lain yang mendukung penguatan emas adalah turunnya imbal hasil obligasi pemerintah AS. Penurunan ini terkait dengan melemahnya retorika seputar kebijakan tarif perdagangan.
Dalam beberapa hari terakhir, Presiden terpilih Donald Trump melunakkan nada terkait ancaman pemberlakuan tarif 25 persen pada impor dari Meksiko dan Kanada. Hal ini turut menenangkan pasar, meskipun ekspektasi inflasi AS yang tinggi tetap menjadi perhatian.
Namun, optimisme terhadap emas juga menghadapi tantangan. Surutnya risiko geopolitik, khususnya setelah Israel dan Hizbullah menyepakati gencatan senjata selama 60 hari, dapat membatasi kenaikan harga emas. Meski demikian, para analis tetap skeptis terhadap keberlanjutan kesepakatan ini tanpa diikuti penyelesaian konflik di Gaza secara menyeluruh.
Baca juga: Permintaan Melonjak, Harga Emas Dunia Makin Kinclong |