Situasi Dunia Sedang Tidak Normal, Presiden Minta Buat Skenario Mitigasi

Presiden Joko Widodo. Foto: MI/Ramdani

Situasi Dunia Sedang Tidak Normal, Presiden Minta Buat Skenario Mitigasi

Annisa Ayu Artanti • 30 November 2023 12:30

Jakarta: Presiden Joko Widodo meminta kepada Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk mengantisipasi berbagai skenario ke depan dan merespons cepat setiap perubahan utamanya yang disebabkan dinamika global.
 
Ia juga meminta KSSK meningkatkan koordinasi, utamanya pada situasi tidak normal seperti saat ini.

KSSK terdiri atas Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

"Yang paling penting juga antisipasi terhadap semua skenario ke depan, cepat dalam merespons setiap perubahan. Misalnya untuk inflasi, cek terus di lapangan, selesaikan kalau ada masalah dengan cepat. Kemudian juga perkuat KSSK, sering ketemu, sering berbicara untuk menjaga stabilitas sektor keuangan," kata Jokowi saat menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2023 yang digelar di Grha Bhasvara Icchana, Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, dikutip dari laman presidenri.go.id, Rabu, 30 November 2023.
 
Baca juga: Kebijakan Reformasi Kunci Utama Indonesia Emas 2045

Dunia sedang tidak baik-baik saja

Menurut Jokowi, saat ini dunia sedang tidak dalam situasi baik-baik saja karena banyak fenomena domestik negara lain yang berdampak global.

Situasi tersebut antara lain persoalan inflasi dan tingginya suku bunga di Amerika Serikat, perlambatan dan krisis properti di Tiongkok, hingga peningkatan tensi geopolitik berupa perang di Ukraina dan Gaza.

"Oleh sebab itu, dampak dari perang yang ada harus sama-sama kita antisipasi," ujar dia.

Jokowi membeberkan dampak dari ketidakpastian global saat ini merembet ke banyak hal. Mulai dari masalah pangan hingga energi.

"Karena kalau sudah yang namanya perang ini ganggunya ke mana-mana. Gangguan rantai pasok global, lonjakan harga pangan, lonjakan harga energi, semuanya akan terdampak semuanya," ungkap dia.

Jokowi juga menambahkan, untuk menghadapi dan mematangkan skenario tidak bisa singkat. Tetapi perlu perhitungan dan kalkulasi yang matang.
 
“Dalam situasi seperti ini nggak bisa, minim seminggu sekali atau dua minggu sekali ketemu untuk ya ngopi bareng-bareng kan enggak ada masalah. Nggak usah serius, tetapi saling bertukar angka, bertukar kalkulasi, bertukar hitung-hitungan karena memang kondisinya kita harus merespons dengan cepat terhadap situasi-situasi yang berubah," ucap dia.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)