Rupiah Masih Relatif Stabil Ketimbang Yen, Baht, hingga Ringgit

Ilustrasi rupiah. Foto: Medcom.id/Husen Miftahudin

Rupiah Masih Relatif Stabil Ketimbang Yen, Baht, hingga Ringgit

Media Indonesia • 5 November 2023 13:50

Jakarta: Pemerintah mengklaim nilai tukar rupiah masih relatif stabil di era penguatan dolar Amerika Serikat (AS).
 
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, hal itu terlihat dari tingkat depresiasi nilai tukar yang relatif rendah ketimbang banyak negara lainnya.
 
“Dengan langkah-langkah stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia, depresiasi nilai tukar rupiah relatif lebih baik, yakni 2,34 persen secara year to date (ytd/tahun berjalan),” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), dilansir Media Indonesia, Minggu, 5 November 2023.
 
Sri Mulyani mengatakan, penguatan dolar AS secara signifikan mendorong pelemahan berbagai mata uang negara lain.
 
Indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) pada 27 Oktober 2023 berada di level 106,56 atau menguat 2,93 persen (ytd).

Baca juga: Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp15.734/USD
 
Peningkatan indeks DXY memberikan tekanan depresiasi terhadap mata uang utama, seperti Yen Jepang dan Dolar Australia yang melemah masing-masing 12,61 persen (ytd) dan 6,72 persen (ytd), serta depresiasi mata uang kawasan, seperti Ringgit Malaysia dan Baht Thailand masing-masing 7,82 persen (ytd) dan 4,39 persen (ytd).
 
“Ke depan, langkah stabilisasi nilai tukar rupiah terus diperkuat agar sejalan dengan nilai fundamentalnya dan mendukung upaya pengendalian imported inflation,” kata Sri Mulyani.
 
Selain itu, bendahara negara itu juga mengatakan upaya lain terus diperkuat untuk meningkatkan mekanisme pasar dalam manajemen likuiditas institusi keuangan domestik dan menarik masuknya aliran portofolio asing dari luar negeri.
 
Itu juga akan dibarengi dengan upaya peningkatan dan perluasan koordinasi dalam rangka implementasi instrumen penempatan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).
 
Penguatan harmonisasi kebijakan fiskal, moneter dan sektor keuangan, lanjut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, juga akan terus dilakukan untuk memperkuat efektivitas bauran kebijakan makro baik dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan maupun untuk mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)