Nelayan Tewas Terinfeksi Leptospirosis, Kenali Gejalanya

Ilustrasi mengenal penyakit Leptospirosis. Dok. Kemenkes

Nelayan Tewas Terinfeksi Leptospirosis, Kenali Gejalanya

Imanuel R Matatula • 7 August 2024 23:43

Jakarta: Sebanyak enam nelayan pencari ikan tuna Kapal Motor Sri Mariana tewas di Merak, Banten. Dari hasil sementara, satu di antaranya menunjukan ciri-ciri terinfeksi Leptospirosis.

“Hasil sementara yang kami dapatkan, ada satu jenazah yang memang dari organ yang ditemukan ada tanda-tanda ke arah leptospirosis,” kata Direktur Surveilans Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Achmad Farchanny Tri Adriyanto yang dikutip, Rabu, 7 Agustus 2024.

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira Interrogans. Bakteri ini dapat menyebar melalui urin atau darah hewan yang terinfeksi. Infeksi bakteri ini banyak terjadi di daerah beriklim tropis yang memiliki curah hujan tinggi.

Bakteri Leptospira Interrogans dibawa hewan dan dapat hidup beberapa tahun di ginjal hewan tanpa menimbulkan gejala apa pun. Beberapa hewan yang membawa bakteri tersebut, yakni anjing, babi, kuda, sapi, dan tikus.

Dalam kasus ini, tim kesehatan dari Kemenkes menemukan kondisi kapal yang memiliki sanitasi buruk. Lalu, ditemukan adanya kehidupan tikus.

Gejala Leptospirosis

Berdasarkan artikel Kemenkes, orang yang terinfeksi Leptospirosis biasanya menunjukkan gejala pada dua hari hingga empat minggu, meski ada pula yang tidak menimbulkan gejala. Gejala yang timbul berupa demam, sakit kepala, mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, mata merah, nyeri otot, sakit perut, serta bintik-bintik merah pada kulit yang tidak hilang saat ditekan.
 
Baca Juga: 

Nelayan Tewas di KM Sri Mariana Terindikasi Terjangkit Leptospirosis


Penularan Leptospirosis dapat melalui kontak langsung antara kulit dan urine hewan, kontak antara kulit dan air serta tanah yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri leptospira, dan mengonsumsi makanan yang terkontaminasi urine hewan pembawa bakteri penyebab leptospirosis.

“Leptospira dapat masuk melalui luka di kulit atau menembus jaringan mukosa, seperti konjungtiva, nasfovaring, dan vagina,” dikutip dari Jurnal Biomedik, Leptospirosis, Volume 8, No.3, Universitas Sam Ratulangi, Manado, pada 2016.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Achmad Zulfikar Fazli)