Semarang: Bencana banjir masih merendam enam daerah di Jawa Tengah yakni Kota Semarang, Pati, Kudus, Grobogan, Kendal dan Pekalongan hingga Jumat, 15 Maret 2024. Sejumlah daerah tersebut meningkatkan kesiagaan karena cuaca ekstrem masih berpotensi tinggi.
Banjir melanda sejumlah daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Kota Semarang, Pati, Kudus, Grobogan, Kendal dan Pekalongan belum menunjukkan tanda-tanda surut. Bahkan cuaca ekstrem masih terjadi hingga dikhawatirkan akan semakin meningkatkan.
Di Kota Semarang tercatat ada 40 kelurahan di enam kecamatan dilanda banjir, bahkan ruas jalan juga terpantau masih terendam dengan ketinggian air 30-70 sentimeter serta sejumlah sekolah terpaksa melaksanakan pembelajaran secara daring karena terendam banjir sejak Rabu (13 Maret) lalu.
"Ada sembilan gga msekolahan yakni SMKN 1 Semarang, SMKN 6 Semarang, SMKN 9 Semarang, SMKN 10 Semarang, SMK pandanaran, SMA N 10 Semarang, SMA N 11 Semarang, SMA Loyola, dan SLB N Semarang terdampak banjir terpaksa belajar daring," kata Kepala Bidang Pembinaan SMA Dibas Pendidikan Jawa Tengah Kustrisaptono.
Selain itu dampak banjir ini, lanjut Kustrisaptono, ada 20 sekolah lain yang tersebar di beberapa daerah juga terdampak banjir, sehingga bantuan pompa air untuk sekolah tersebut segera disalurkan.
"Kita masih juga melakukan pendataan untuk sekolah terdampak banjir di Pekalongan," imbuhnya.
Kepala BPBD Kota Semarang Endro Pudyo Martanto mengatakan penanganan banjir masih terus dilakukan, sejumlah warga terutama lansia, ibu rumah tangga dan anak-anak terus dievakuasi karena belum ada tanda-tanda air surut, sedangkan mesin pompa air terus diaktifkan untuk mengurangi banjir di beberapa kawasan seperti Kaligawe dan Genuk.
Banjir juga masih merendam 40 desa di 12 kecamatan di Kabupaten Grobogan. Menurut Kepala BPBD Grobogan Endang Sulistyoningsih banjir setinggi 60-100 sentimeter tersebut terjadi karena tingginya intensitas hujan terutama di daerah hulu, sehingga beberapa sungai meluap hingga merendam puluhan desa itu.
Tidak hanya merendam puluhan desa, ungkap Endang Sulistyoningsih, banjir juga mengakibatkan jalan utama terendam dengan ketinggian air capai 50 sentimeter, bahkan jalan penghubung Grobogan-Kudus-Pati tidak dapat dilintasi dan terpaksa untuk kendaraan ke arah tersebut memutar ke jalur lain.
Sementara itu di Kabupaten Pati banjir juga masih merendam 20 desa di enam kecamatan yakni Kecamatan Gabus, Kayen, Juwana, Jakenan, Sukolilo dan Tambakromo, selain mengakibatkan ratusan rumah terendam juga menghambat lalu lintas di daerah itu karena jalan penghubung yang masih terendam dengan ketinggian air 15-60 sentimeter.
Kepala BPBD Pati Martinus Budi Prasetya mengatakan akibat banjir ini ada ratusan rumah ikut terendam dengan ketinggian air 15-70 sentimeter. "Banjir terjadi akibat hujan lebat selama beberapa hari lalu, air dari hulu di Gunung Kendeng dan Muria turun cukup besar hingga beberapa sungai meluap," tambahnya.
Tidak hanya banjir, menurut Martinus Budi Prasetyo akibat cuaca ekstrem bencana lain juga terjadi di daerah ini, pohon rubuh akibat angin kencang serta ancaman longsor di daerah perbukitan juga menjadi perhatian serius.