Harga Minyak Dunia Tetap Tinggi di Tengah Pengetatan Pasokan

Ilustrasi blok migas. Foto: Dokumen SKK Migas

Harga Minyak Dunia Tetap Tinggi di Tengah Pengetatan Pasokan

Annisa Ayu Artanti • 20 March 2024 08:15

Jakarta: Harga minyak ditutup lebih tinggi pada perdagangan Selasa, didorong oleh optimisme tentang pasar yang lebih ketat tahun ini. Kondisi tersebut menyusul ekspor yang lebih lemah dari Irak dan Arab Saudi.
 
Melansir Investing.com, Rabu, 20 Maret 2024, pada pukul 14.30 WIB (18.30 GMT) harga minyak mentah berjangka AS ditutup 0,9 persen lebih tinggi menjadi USD83,47 per barel dan kontrak Brent naik 0,6 persen menjadi USD87,38 per barel.

Minyak didukung oleh prospek pasokan yang ketat 

Harga minyak telah melonjak selama seminggu terakhir karena tanda-tanda peningkatan aktivitas kilang AS, peningkatan permintaan RRT, dan gangguan yang terus-menerus di Timur Tengah memberikan prospek yang ketat untuk pasar minyak.
 
Gagasan ini diperkuat oleh Irak, produsen terbesar kedua di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, yang menyatakan mereka akan memangkas ekspor minyak mentah untuk mengkompensasi produksi yang lebih tinggi sejauh ini pada 2024.
 
"Langkah ini terutama untuk menyerap kelebihan pasokan dari Januari 2024-Februari 2024 dan untuk menunjukkan komitmen negara ini untuk tetap berpegang pada pengurangan minyak sukarela sebagai bagian dari kesepakatan OPEC+," menurut analis di ING, dalam sebuah catatan.
 
Baca juga: 

Harga Minyak Dunia Naik Setelah Irak Janji Pangkas Ekspor Minyak Mentah

 
"Angka-angka OPEC baru-baru ini menunjukkan bahwa Irak memompa 0,2 juta barel minyak per hari di atas kuota yang telah disepakati sebesar empat juta barel per hari bulan lalu," jelas dia.
 
Data dari Arab Saudi juga menunjukkan ekspor minyak mentah dari produsen terbesar OPEC ini turun selama dua bulan berturut-turut di Januari.
 
Di Rusia, serangan-serangan Ukraina membuat sebuah kilang bahan bakar utama tidak beroperasi.
 
Tanda-tanda pasokan yang lebih ketat juga muncul di tengah-tengah beberapa indikator ekonomi yang membaik dari konsumen minyak mentah utama, khususnya Tiongkok.
 
Produksi industri dan investasi aset tetap negara itu tumbuh lebih dari yang diharapkan dalam dua bulan pertama 2024, sementara permintaan perjalanan juga pulih ke tingkat sebelum covid-19 selama liburan Tahun Baru Imlek.
 
Masih harus dilihat apakah Tiongkok dapat membawa momentum ini ke bulan-bulan mendatang, terutama karena belanja konsumen masih lemah. Pengangguran juga secara tak terduga naik pada periode Januari-Februari.

Keputusan Fed ditunggu 

Pertemuan The Fed dimulai pada perdagangan Selasa, dengan komite secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada perdagangan Rabu.
 
Namun pasar mewaspadai sinyal-sinyal hawkish dari bank sentral, mengingat ekonomi AS sebagian besar tetap tahan terhadap suku bunga yang lebih tinggi, sementara inflasi tetap tinggi selama dua bulan terakhir.
 
Meskipun kekuatan ekonomi AS menjadi pertanda baik bagi permintaan bahan bakar di negara konsumen bahan bakar terbesar di dunia ini, suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama berpotensi menghambat permintaan di 2024.
 
Selain The Fed, fokus minggu ini juga tertuju pada rentetan pembacaan indeks manajer pembelian Maret, dari AS dan negara-negara besar lainnya. 
 
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)