Kadin Sebut Tiga Sektor Masa Depan yang Menjanjikan di Indonesia

Ketua Umum (Ketum) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie. Foto: Metrotvnews/com

Kadin Sebut Tiga Sektor Masa Depan yang Menjanjikan di Indonesia

Annisa Ayu Artanti • 13 December 2024 18:46

Jakarta: Ketua Umum (Ketum) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Bakrie menilai di masa depan ada tiga sektor yang memiliki pasar besar di Indonesia.

Transformasi digital menurutnya bisa masuk melalui beragam aplikasi pada sektor-sektor tersebut.

"Saya melihat Indonesia itu ada tiga frontier market atau market masa depan," ujar Anindya dalam Indonesia Digital Economy Outlook 2025 Metro TV, Jumat, 13 Desember 2024.

Sektor pertama yang dimaksud Anindya terkait perubahan iklim. Pengembangan teknologi pada sektor ini sangat diperlukan terlebih untuk mencapai target swasembada pangan dan energi pemerintah.

"Di sini ada dua hal yang sangat penting perlu digaris bawahi adalah teknologi yang fokus kepada sustainable agriculture," kata Anindya.

Dia menyebut satu contoh startup yang mengembangkan teknologi digital adalah eFishery. Platform itu membantu petani ikan mengelola kolam mereka dengan menggunakan teknologi IoT untuk memantau kualitas air, pakan, dan kesehatan ikan secara realtime.

"Tadi baru saja kami rapat dengan Menko pangan ya. Banyak sekali swasembada yang mau diciptakan tahun depan. Kita tidak mau impor beras lagi, jagung, gula, garam. Nah ini semua tidak akan bisa tercapai tanpa teknologi," tutur dia.

 

Baca juga: Indonesia Digital Economy Outlook 2025 Diharapkan Jadi Ajang Uji Gagasan

Transisi energi


Lalu, Anindya menyebutkan sektor kedua yang memiliki pasar luas di masa depan adalah terkait dengan transisi energi. Saat ini offtaker dari produk teknologi transisi energi sangat jelas, seperti PLN dan Pertamina, serta beberapa perusahaan swasta lainnya.

"Kedepannya, kita lihat energi transisi itu bisa membuat smart grid, dan enaknya di sini paling tidak offtaker jelas kalau di Indonesia semakin itu contohnya dengan PLN," jelas dia.

"Lalu sebaliknya kalau kita bicara mengenai efisiensi dan sisi energi tentunya Pertamina, bisa lebih hijau contohnya dan masih banyak lagi ya bukan hanya BUMN," imbuh dia.

Intinya, kata Anindya, untuk sektor ini yang dibutuhkan di masa depan bukan hanya mengadsorpsi karbon dioksida tetapi juga menciptakan teknologi-teknologi yang menghasilkan efisiensi.

Selanjutnya, Anindya menjelaskan, terkait dengan teknologi di bidang kesehatan. Sektor ini juga memiliki market yang sangat jelas di masa depan. Paling tidak, ia menambahkan, pemerintah yang memiliki anggaran kesehatan sebesar Rp20 triliun pada 2025 di APBN.

Terakhir, Anindya menuturkan terkait artificial intelligence. Ke depan Kadin melihat bukan hanya chatbot seperti chat gpt dan digital imagine, tetapi pengembangan lebih canggih dari global application.

"Kita sudah lihat di mobile application kita tuh banyak pemakainya," imbuh dia.

Dengan mengoptimalkan potensi-potensi market di setiap sektor itu, Anindya meyakini target pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto sebesar delapan persen adalah kemiskinan mencapai nol persen.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)