Perbatasan Israel-Suriah di Dataran Tinggi Golan. Foto: Anadolu
Fajar Nugraha • 16 December 2024 10:13
Yerusalem: Israel sepakat untuk menggandakan jumlah penduduknya di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, sambil mengatakan ancaman dari Suriah tetap ada meskipun para pemimpin pemberontak yang menggulingkan Presiden Bashar al-Assad seminggu yang lalu bersikap moderat.
"Memperkuat Golan berarti memperkuat Negara Israel, dan itu sangat penting saat ini. Kami akan terus mempertahankannya, membuatnya berkembang, dan menetap di sana," kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP, Senin 16 Desember 2024.
Israel merebut sebagian besar dataran tinggi strategis itu dari Suriah dalam Perang Enam Hari 1967, dan mencaploknya pada tahun 1981.
Pada tahun 2019, Presiden Donald Trump saat itu menyatakan dukungan AS untuk kedaulatan Israel atas Golan, tetapi pencaplokan tersebut belum diakui oleh sebagian besar negara. Suriah menuntut Israel untuk mundur tetapi Israel menolak, dengan alasan masalah keamanan. Berbagai upaya perdamaian telah gagal.
Netanyahu mengatakan dia berbicara dengan Trump pada hari Sabtu tentang perkembangan keamanan di Suriah.
"Kami tidak tertarik pada konflik dengan Suriah," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan. Tindakan Israel di Suriah dimaksudkan untuk "menggagalkan potensi ancaman dari Suriah dan mencegah pengambilalihan elemen teroris di dekat perbatasan kami," katanya pada Minggu.
Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perkembangan terakhir di Suriah meningkatkan ancaman terhadap Israel, "meskipun para pemimpin pemberontak mengklaim citra moderat yang mereka tampilkan".
Kantor Netanyahu mengatakan pemerintah dengan suara bulat menyetujui rencana senilai lebih dari USD11 juta untuk mendorong pertumbuhan demografi di Golan.
Dikatakan bahwa Netanyahu menyerahkan rencana tersebut kepada pemerintah "mengingat perang dan garis depan baru Suriah, dan karena keinginan untuk menggandakan jumlah penduduk Golan".
Sekitar 31.000 warga Israel telah menetap di sana, kata analis Avraham Levine dari Alma Research and Education Center yang mengkhususkan diri dalam tantangan keamanan Israel di perbatasan utaranya.
Banyak yang bekerja di bidang pertanian, termasuk kebun anggur, dan pariwisata. Golan adalah rumah bagi 24.000 Druze, minoritas Arab yang mempraktikkan aliran Islam, kata Levine. Sebagian besar mengidentifikasi diri sebagai warga Suriah.