Api berkobar di lokasi aksi teror di Moskow, Rusia, 22 Maret 2024. (EPA)
Medcom • 1 April 2024 13:17
Kyiv: Rusia menuntut Ukraina menyerahkan semua orang terkait aksi teroris di gedung konser dekat Moskow, termasuk kepala Dinas Keamanan SBU Kyiv, kata kementerian luar negeri pada Minggu, 31 Maret 2024.
SBU menolak mentah-mentah permintaan Rusia, dan menilai hal tersebut tidak berguna. Pihak SBU juga mengatakan kementerian Rusia telah lupa bahwa Presiden Rusia Vladimir Putih adalah subjek dari surat perintah penangkapan internasional.
Pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia mencantumkan sejumlah insiden kekerasan yang terjadi di Rusia sejak invasi ke Ukraina terjadi pada Februari 2022. Dari daftar tersebut, terdapat pemboman yang menewaskan putri seorang nasionalis terkemuka dan blogger perang, serta insiden yang mengakibatkan seorang penulis terluka parah.
Kementerian mengatakan penyelidikan atas insiden-insiden tersebut menunjukkan bahwa "jejak kejahatannya mengarah ke Ukraina."
"Rusia telah menyerahkan tuntutannya kepada pihak berwenang Ukraina agar segera menangkap dan mengekstradisi semua orang terkait aksi teroris tersebut," ujar pernyataan kementerian, seperti dikutip dari Channel News Asia pada Senin, 1 April 2024.
Di antara mereka yang tercantum dalam daftar Rusia adalah kepala SBU Vasyl Maliuk, yang telah mengakui perannya di balik serangan di jembatan penghubung Krimea ke daratan Rusia. Rusia menguasai Krimea pada tahun 2014, dan jembatan itu dibangun setelah wilayah Ukraina itu dianeksasi.
"Pihak Rusia menuntut rezim Kyiv segera menghentikan semua dukungan terhadap aktivitas teroris, mengekstradisi pihak-pihak bersalah, dan memberikan kompensasi kepada para korban atas kerugian yang ditimbulkan," kata pernyataan Kemenlu Rusia.
"Pelanggaran Ukraina terhadap kewajibannya berdasarkan konvensi anti-teroris akan mengakibatkan mereka dimintai pertanggungjawaban dalam ketentuan hukum internasional," lanjutnya.
Baca juga: Rusia: Ada Bukti Pelaku Serangan di Moskow Berencana Kabur ke Ukraina