Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. Foto: EFE-EPA
Medcom • 31 May 2024 20:09
Teheran: Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengucapkan terima kasih kepada para mahasiswa di Amerika Serikat (AS) yang bergabung dalam ‘front perlawanan’ Teheran melawan Israel dan AS.
Mereka bergabung dalam aksi protes mereka atas meningkatnya jumlah korban tewas di Gaza.
“Pesan ini adalah ekspresi empati dan solidaritas kami kepada Anda. Saat halaman sejarah sedang berputar, Anda berdiri di sisi kanannya,” kata Khamenei dalam surat terbuka yang diterbitkan untuk mahasiswa Amerika, dikutip dari Yahoo News, Jumat, 31 Mei 2024.
Kemudian, ia memuji mereka sebagai sekutu baru Iran.
“Anda sekarang telah membentuk cabang Front Perlawanan dan memulai perjuangan terhormat dalam menghadapi tekanan kejam dari pemerintah Anda,” lanjut Khamanei.
Selain memerangi pemerintah AS dan Israel, ia menggunakan kiasan anti-semit yang umum untuk mencatat bahwa ‘front perlawanan’ juga menghadapi ‘elit Zionis global’ yang memiliki sebagian besar perusahaan media AS dan Eropa atau mempengaruhi mereka melalui pendanaan dan penyuapan.
Faktanya, para profesor di perguruan tinggi mendukung pengunjuk rasa di kampus.
“Perkembangan yang signifikan dan penting,” tutur Khamenei menanggapi fakta tersebut.
“Saya juga termasuk orang yang berempati kepada kalian, anak-anak muda, dan menghargai ketekunan kalian,” ujarnya.
“Saran saya kepada kalian adalah membiasakan diri dengan Al-Qur’an,” tambah pemimpin tersebut, sebelum menutup pesannya kepada para siswa.
Dukungan dari seorang pria yang rezimnya telah menindas warga negaranya sendiri selama beberapa dekade memicu kejutan dan ejekan di media sosial. Banyak yang mempertanyakan pengetahuan mahasiswa pengunjuk rasa di AS mengetahui rekam jejak Khamenei.
“Ketika Anda memenangkan Ayatollah, Anda telah kehilangan Amerika,” tulis Ketua DPR AS Mike Johnson di media sosial X.
Sementara itu, pujian Khamenei atas protes AS juga muncul kurang dari dua minggu setelah Iran mengeksekusi tiga orang yang ditangkap saat protes anti-pemerintah pada akhir 2022.
Mereka bergabung dengan empat orang lainnya yang telah digantung sejak Desember sebagai bagian dari respons brutal Teheran terhadap protes terhadap demonstrasi Iran. (Theresia Vania Somawidjaja)