Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha. (Kemenlu RI)
Willy Haryono • 29 May 2024 17:36
Jakarta: Konflik berkepanjangan di Jalur Gaza antara Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas sejak Oktober tahun lalu dikhawatirkan meluas karena melibatkan sejumlah pihak. Hal ini memicu kekhawatiran banyak negara, termasuk Indonesia.
Dalam mengantisipasi perluasan konflik Gaza, semua perwakilan diplomatik Indonesia di Timur Tengah menyiapkan rencana kontingensi. Rencana ini didasarkan pada fungsi negara dalam melindungi semua warganya, dalam hal ini warga negara Indonesia (WNI).
"Titik konflik di Gaza berpotensi terjadi eskalasi ke beberapa titik. Rencana kontingensi sudah dibuat masing-masing KBRI di Timur Tengah, dalam mengantisipasi jika terjadi eskalasi lebih lanjut yang membahayakan WNI," ucap Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kemenlu RI Judha Nugraha dalam konferensi pers pada Rabu, 29 Mei 2024.
Saat ini, lanjut Judha, KBRI Amman di Yordania telah menetapkan wilayah Israel dan Palestina ke level Siaga 1. Sementara KBRI Teheran di Iran menetapkan Ibu Kota Teheran ke Siaga 2.
KBRI Beirut menetapkan Lebanon bagian selatan yang berbatasan dengan Israel ke Siaga 1, dengan wilayah lainnya di negara tersebut Siaga 2.
Untuk WNI, jumlah WNI di Israel saat ini tercatat ada 130. Di Jalur Gaza adalah delapan, di Suriah 2361, di Lebanon 217, di Iran 387, dan di Irak 553.
"Ini adalah warga negara kita yang tercatat oleh KBRI, yang aktif melapor ke Lapor Diri. Dalam konteks perlindungan, semua perwakilan RI (di Timur Tengah) sudah membuat rencana kontingensi," sebut Judha.
Baca juga: Serangan Israel Kian Intens, 8 WNI Masih Bertahan di Jalur Gaza