Subholding Upstream Pertamina Penuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat Rentan

Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Subholding Upstream Pertamina Penuhi Kebutuhan Dasar Masyarakat Rentan

Husen Miftahudin • 21 November 2024 11:47

Jakarta: Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina terus berkomitmen terhadap pemberdayaan masyarakat rentan komunitas adat (indigenous people) di pedalaman Banggai Kepulauan Sulawesi Tengah, petani garam konvensional di pesisir Bangkalan Madura, dan pemenuhan kebutuhan dasar air bersih di Sorong Papua.

Senior Manager Relations Fitri Erika Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina mengatakan, langkah tersebut merupakan komitmen dalam memberikan manfaat jangka panjang kepada pemangku kepentingan, utamanya masyarakat sekitar area operasional perusahaan.

"Terlebih lagi Indonesia Timur masih menghadapi berbagai tantangan dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesetaraan khususnya bagi masyarakat rentan yakni komunitas adat di Sulawesi, petani garam konvensional di pesisir Bangkalan, Madura dan masyarakat pra sejahtera di Papua," ujar Fitri dikutip dari keterangan tertulis, Kamis, 21 November 2024.
 

Baca juga: Komitmen Pertamina Manfaatkan Energi Panas Bumi untuk Transisi Energi

Adapun melalui program Kokolomboi Lestari yang berlokasi di Desa Leme-Leme Darat, Kec. Bungko, Kab. Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, masyarakat Adat Togong-Tanga berhasil mengembangkan kawasan konservasi berbasis masyarakat lainnya di enam desa sekitar Kokolomboi melalui pelibatan 300 anggota dan memberikan peningkatan pendapatan sebesar Rp1.445.000 sampai Rp8.547.534 per bulan serta menjadi pionir dan pendamping dalam aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di Kabupaten Bangga Kepulauan.

Sementara program Air Bersih Berbasis Pemberdayaan Masyarakat merupakan program pemenuhan kebutuhan dasar air bersih untuk masyarakat prasejahtera di Distrik Klasefet dan Klamono, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Sebanyak 1.808 kepala keluarga di dua distrik telah merasakan air bersih yang bersumber dari program ini dimana masyarakat mampu menghemat pengeluaran biaya untuk air bersih, dari Rp3,2 juta per KK per tahun menjadi Rp600 ribu per KK per tahun.

Sedangkan program Salt Centre Terintegrasi dilaksanakan di Desa Banyusangka, Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, dengan  menyasar kaum rentan yakni petani garam konvensional. Program yang dikelola BUMDes Wijaya Kusuma ini telah berhasil meningkatkan kualitas NaCl mencapai 94,07 persen (di atas standar SNI) dan mampu meningkatkan kuantitas produksi garam mencapai lebih dari 54 ton.


(Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina meraih penghargaan internasional. Foto: Istimewa)
 

Sabet penghargaan internasional


Berkat upaya tersebut, Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina berhasil meraih tiga penghargaan internasional kategori Best Practice dalam ajang  Global Corporate Sustainability Award yang digelar oleh Taiwan Institute for Sustainable Energy (TAISE).

Penghargaan diberikan kepada Pertamina EP Donggi Matindok Field (PEP DMF) dalam Program Kokolomboi Lestari, PEP Papua Field dalam Program Air Bersih, dan PHE WMO dalam Program Salt Centre Terintegrasi.

Diketahui, penghargaan ini diberikan kepada perusahaan, organisasi, dan individu atas kontribusi mereka dalam upaya mewujudkan keberlanjutan. Penyerahan penghargaan dilaksanakan di sela Global Corporate Sustainability Forum (GCSF) yang diberikan dalam dua kategori yakni pelaporan keberlanjutan (sustainability report) dan praktik terbaik (best practice).

"Kinerja keberlanjutan perusahaan dilaksanakan dalam kerangka Environmental, Social, and Governance (ESG) dan mendukung agenda internasional Sustainable Development Goals," ujar Fitri.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)