Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) dalam sidang tahunan MPR RI tahun 2023, Rabu, 16 Agustus 2023. Foto: Tangkapan layar TV Parlemen
Fachri Audhia Hafiez • 7 May 2024 16:04
Jakarta: Ketua MPR Bambang Soesatyo alias Bamsoet setuju jika ada rencana memformalkan presidential club. Yakni, melalui Dewan Pertimbangan Agung (DPA) Presiden yang pernah ada di Indonesia.
"Malah kalau bisa, mau diformalkan kita pernah punya lembaga Dewan Pertimbangan Agung, yang bisa diisi oleh mantan-mantan presiden maupun wakil presiden, kalau mau diformalkan," kata Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 7 Mei 2024.
DPA sejatinya sudah dihapuskan melalui amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pascareformasi. Bamsoet menambahkan upaya memformalkan presidential club butuh persetujuan presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto.
"Ya sangat tergantung dari kacamata Pak Prabowo sebagai presiden yang akan memimpin kita semua 20 Oktober 2024 nanti. Tergantung pandangan beliau, karena kebutuhan ini kan kebutuhan beliau sebagai pemimpin baru kita ke depan," ucap Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu menyambut positif jika rencana mengumpulkan presiden sebelumnya terealisasi melalui presidential club. Wadah ini penting untuk menyatukan perbedaan yang terjadi.
Adanya anggapan pesimis menyatukan presiden sebelumnya lewat presidential club disebut jadi tantangan. presidential club digadang-gadang momentum berkumpulnya Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi).
"Ya justru itulah tantangan yang harus kita selesaikan, karena bangsa ini adalah bagaimana kita menyatukan berbagai perbedaan-perbedaan bagaimana perbedaan pandangan, sikap dalam suatu wadah namanya presidential club ini. Justru kalau Pak Prabowo nanti mampu menyatukan ini sangat luar biasa bagi bangsa kita," ujar Bamsoet.
Baca juga: Megawati Berpeluang Tolak Presidential Club |