5,98 Juta Masyarakat Kelas Menengah Turun Kelas Pascapandemi

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti. Foto: dok BPS.

5,98 Juta Masyarakat Kelas Menengah Turun Kelas Pascapandemi

Insi Nantika Jelita • 28 August 2024 17:55

Jakarta: Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti membeberkan, gara-gara kondisi pandemi covid-19 selama empat tahun terakhir, jumlah masyarakat kelas menengah mengalami penurunan sebesar 5,98 juta.

BPS mencatat di 2021, kelas menengah di Indonesia sebesar 53,83 juta orang atau 19,82 persen dari total populasi. Kemudian di 2024, jumlah tersebut menyusut menjadi 47,85 juta atau 17,13 persen dari total penduduk.

Untuk 2024, masyarakat yang masuk ke dalam kelas menengah ialah memiliki pengeluaran di rentang Rp2,04 juta sampai Rp9,9 juta per kapita per bulan.

"Jadi berdasarkan kategori yang kami sampaikan, memang kami identifikasi masih ada scarring effect (efek luka) dari pandemi terhadap ketahanan kelas menengah," jelas Amalia dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi XI di Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu, 28 Agustus 2024.

Pascapandemi, lanjut dia, jumlah persentase penduduk menuju kelas menengah atau dikenal aspiring middle class mengalami peningkatan. Dari sebanyak 130,82 juta orang di 2021 menjadi 137,5 juta orang di 2024.

Kelompok ini, beber Amalia, berada satu level di bawah kelas menengah. "Jumlah aspiring middle class ini memiliki proporsi 49,22 persen dari total penduduk," ujar dia.

Jika digabung, jumlah penduduk kelas menengah dan menuju kelas menengah mencapai 185,35 juta orang di 2024. Lebih banyak dibandingkan 2019 yang sebesar 154,48 juta orang.
 

Baca juga: Dukungan untuk Kelas Menengah Bisa Bikin Pertumbuhan Ekonomi Melesat
 

57% kelas menengah bekerja di sektor jasa


Selanjutnya, Amalia menerangkan jika melihat lapangan usaha dan status pekerjaan, sebanyak 57 persen kelas menengah bekerja di sektor jasa, 22,98 persen bekerja di sektor industri, dan 19,97 persen kelas menengah di sektor pertanian.

Dia menambahkan dalam 10 tahun terakhir terjadi pergeseran pola pengeluaran kelas menengah. Dari sebelumnya 45,53 persen pengeluaran kelas menengah untuk makanan dan minuman, lalu berkurang menjadi 41,67 persen.

"Tetapi ada tambahan pengeluaran kelas menengah seperti untuk barang jasa lainnya. Untuk keperluan pesta naik 0,75 persen sampai 3,18 persen, juga untuk hiburan tipis sekali menebal 0,38 persen," ungkap Amalia.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)
bps