Bank Sentral Jepang Didorong Menaikkan Suku Bunga

Jepang. Foto: Unsplash.

Bank Sentral Jepang Didorong Menaikkan Suku Bunga

Arif Wicaksono • 11 January 2024 14:37

Tokyo: Bank Sentral Jepang (BOJ) harus menaikkan suku bunga jangka pendek secara bertahap dan membuat kebijakan pengendalian imbal hasil obligasi lebih fleksibel. Hal ini jika inflasi tetap berada di sekitar target dua persen dan disertai dengan pertumbuhan upah yang berkelanjutan.

"Meskipun BOJ melakukan penyesuaian pada pengendalian kurva imbal hasil (YCC) tahun lalu untuk melonggarkan cengkeramannya pada suku bunga jangka panjang, pasar dapat menentang kebijakan tersebut lagi jika inflasi tetap di atas target dua persen dan imbal hasil global naik," kata Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), dilansir Channel News Asia, Kamis, 11 Januari 2024.
 

baca juga:

Upah Jepang Terus Menyusut Selama 20 Bulan


Oleh karena itu, bank sentral harus melanjutkan upaya untuk membuat YCC lebih fleksibel, seperti dengan menaikkan target imbal hasil obligasi 10 tahun atau beralih ke target imbal hasil jangka pendek. BOJ juga harus menaikkan suku bunga jangka pendek secara bertahap mulai awal 2024 jika inflasi tetap berada di sekitar target dua persen, pertumbuhan upah meningkat dan kesenjangan output berkurang.

"Jepang berada pada titik balik, dengan inflasi yang kemungkinan besar akan stabil di sekitar target inflasi dua persen dibandingkan kapan pun sejak awal berdirinya. Fleksibilitas yang lebih besar dalam melakukan pengendalian kurva imbal hasil dan peningkatan bertahap dalam kebijakan suku bunga jangka pendek diperlukan, berdasarkan proyeksi inflasi berkelanjutan dan dinamika upah,” jelas OECD.

Perubahan bersejarah

Dengan inflasi yang telah melebihi dua persen selama lebih dari setahun, banyak pelaku pasar memperkirakan BOJ akan menarik suku bunga jangka pendek dari wilayah negatif tahun ini sebagai sebuah perubahan bersejarah dari kebijakan moneter ultra-longgar yang berkepanjangan.

Gubernur BOJ Kazuo Ueda telah menekankan tekad bank tersebut untuk mempertahankan pengaturan kebijakan ultra-longgar tetap utuh sampai pencapaian inflasi 2 persen yang berkelanjutan, disertai dengan kenaikan upah yang tahan lama, mulai terlihat.

Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann mengatakan BOJ akan mengumpulkan data sebanyak mungkin untuk menilai apakah Jepang siap untuk menaikkan suku bunga. Namun dia mengatakan OECD optimistis inflasi akan stabil di kisaran dua persen meskipun laju pertumbuhan harga kemungkinan akan melambat pada tahun ini.

"Kebijakan moneter dapat mulai diperketat secara bertahap dan sederhana,” katanya dalam konferensi pers.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)