Sekretaris Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media Komdigi, Very Radian Wicaksono, dalam acara Regional Workshop for Mapping Best Practices of Content Creation for National Branding in ASEAN Member States yang diselenggarakan di Jakarta. Dok. Isti
Achmad Zulfikar Fazli • 12 December 2025 21:27
Jakarta: Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menegaskan pentingnya penguatan narasi positif, faktual, dan inklusif sebagai bagian dari strategi komunikasi publik regional ASEAN. Sebab, kebutuhan berita baik atau good news yang akurat semakin mendesak untuk menjaga ruang informasi tetap sehat di tengah derasnya arus informasi dan meningkatnya tantangan disinformasi.
Hal itu disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media Komdigi, Very Radian Wicaksono, dalam acara Regional Workshop for Mapping Best Practices of Content Creation for National Branding in ASEAN Member States yang diselenggarakan di Jakarta pada 4-5 Desember 2025.
Very Radian menjelaskan salah satu keluaran utama dari inisiatif GNFA adalah Digital Guidebook Good News from Southeast Asia, yang disusun sebagai acuan bersama bagi kreator konten komunitas, pejabat komunikasi pemerintah, dan praktisi media di negara-negara anggota ASEAN. Panduan ini dirancang untuk mendefinisikan konsep good news secara regional sekaligus menstandardisasi praktik pembuatan dan distribusi konten positif.
“Keterlibatan para peserta dalam membahas hasil survei, memvalidasi kerangka kerja, dan berbagi praktik terbaik akan memastikan panduan ini bersifat praktis, inklusif, dan merepresentasikan keberagaman kawasan,” kata Very Radian dalam keterangannya, dilansir pada Jumat, 12 Desember 2025.
Workshop yang digelar secara hybrid tersebut diikuti perwakilan dari Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Singapura, Vietnam, terdiri dari perwakilan media pemerintah, konten kreator regional, akademisi, perwakilan Sekretariat ASEAN, serta mitra komunitas, seperti Good News From Indonesia (GNFI).
Perwakilan dari GNFI, Akhyari Hananto, menyampaikan setiap negara memiliki praktik storytelling yang unik dan kaya akan nilai budaya, serta keberagaman ini yang dapat menjadi modal besar bagi ASEAN untuk membangun narasi regional yang optimis dan berdaya saing. Dia juga menggarisbawahi pentingnya produksi konten yang akurat, sensitif budaya, serta mampu mengangkat aksi komunitas dan inovasi yang berkembang di kawasan.
“Di era digital, narasi positif harus kreatif dan berbasis data agar menjangkau generasi muda dan melawan konten negatif. Karena itu, kolaborasi lintas negara dan pemanfaatan platform digital perlu diperkuat untuk menghadirkan good news yang berdampak di ASEAN,” ujar Akhyari.
Dalam sesi-sesi yang berlangsung intensif, masing-masing negara membagikan praktik baik dan strategi kreatif mereka dalam menyebarkan good news, serta membangun citra nasional yang positif. Beragam pendekatan, mulai dari pemanfaatan konten digital, kolaborasi lintas lembaga, hingga pemberdayaan komunitas, mengemuka sebagai inspirasi bersama menuju ekosistem komunikasi publik ASEAN yang lebih kuat dan saling menguatkan.
Baca Juga:
Kemenlu–Komdigi Gelar Startup Talks, Perkuat Ekosistem Startup Indonesia–Eropa |