Geliat pariwisata di Kayutangan Heritage Kota Malang.
Wisata Sejarah di Kayutangan Heritage Catat Kunjungan Tertinggi Saat Nataru 2025
Daviq Umar Al Faruq • 29 December 2025 13:17
Malang: Pesona masa lalu ternyata menjadi magnet kuat di era kini. Libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 kembali mengerek geliat pariwisata di Kota Malang, dengan Kampung Kayutangan Heritage sebagai salah satu primadona utama. Destinasi yang menghidupkan kembali jejak arsitektur kolonial ini berhasil menarik ribuan wisatawan yang ingin merasakan nuansa berbeda di tengah kemeriahan akhir tahun.
Pantauan pada Minggu, 28 Desember 2025, menunjukkan kawasan itu dipadati pengunjung. Setiap sudut ikonik dengan latar bangunan peninggalan Belanda tak henti dijadikan latar berfoto oleh keluarga dan kelompok wisatawan yang ingin mengabadikan momen liburan.
“Selama libur Nataru ini wisatawan mulai berdatangan dan meningkat sejak dua minggu lalu,” Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kayutangan Heritage, Mila Kurniawati, Senin, 29 Desember 2025.
Ia merincikan, sejak tanggal 13 Desember 2025, rata-rata kunjungan harian mencapai 1.000 hingga 2.000 orang. Angka ini melonjak drastis hingga 100 persen dibanding hari biasa.
“Hari biasa weekday sekitar 700 hingga 1000. Di momen libur Nataru, wisatawan mencapai sekitar 1000 hingga 2000,” terang Mila.
Tren positif ini tidak hanya terjadi dibandingkan hari biasa, tetapi juga dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya. Mila memperkirakan ada kenaikan sekitar 10 hingga 20 persen.
“Pada 2024 lalu kunjungan libur Nataru sekitar 750 hingga 1500. Peningkatan ini mungkin karena Kampung Heritage Kayutangan lebih dikenal dalam skala nasional,” bebernya.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Baihaqi, menegaskan bahwa Kayutangan Heritage tetap menjadi salah satu destinasi unggulan kota bersama kampung tematik lainnya.
“Jumlah kunjungan dipastikan meningkat seiring libur sekolah dan Nataru. Kayutangan Heritage tetap menjadi salah satu destinasi utama,” kata Baihaqi.
Lonjakan wisatawan ini membawa angin segar bagi perekonomian warga setempat. Aktivitas yang menggeliat turut menghidupkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitar kawasan.
“Koridor jalan selalu ramai, aktivitas wisata hidup, dan UMKM kuliner ikut tumbuh. Dampaknya terasa langsung bagi perekonomian warga,” jelas Baihaqi.
Keberhasilan Kayutangan Heritage mempertahankan popularitasnya menunjukkan bahwa wisata berbasis sejarah dan konservasi budaya tidak hanya memiliki nilai edukasi, tetapi juga potensi ekonomi yang nyata. Di tengah maraknya destinasi kekinian, pesona nostalgia yang otentik justru menjadi daya tarik yang kuat dan berkelanjutan, terutama di momen liburan bersama keluarga.