Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi. Foto: Anadolu
Tiongkok Fasilitasi Pertemuan Trilateral Pascagencatan Senjata Thailand-Kamboja
Fajar Nugraha • 29 December 2025 16:15
Beijing: Otoritas Tiongkok, pada Minggu, 28 Desember, menyambut baik kesepakatan gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja menyusul pertempuran perbatasan mematikan yang berlangsung selama beberapa pekan. Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, menyebut kesepakatan tersebut sebagai langkah krusial menuju pemulihan perdamaian di kawasan.
Pernyataan ini disampaikan menjelang pertemuan trilateral dua hari yang digelar di Provinsi Yunnan, Tiongkok, yang dimulai hari Minggu. Menlu Kamboja, Prak Sokhonn dan Menlu Thailand, Sihasak Phuangketkeow dijadwalkan bertemu dengan Wang Yi untuk membahas stabilitas keamanan perbatasan jangka panjang.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Thailand setuju untuk memulangkan 18 tentara Kamboja yang ditahan sejak pertempuran bulan Juli lalu. Pembebasan tahanan ini merupakan tuntutan utama dari pihak Kamboja untuk menurunkan tensi ketegangan.
"Thailand dan Kamboja harus mempromosikan gencatan senjata yang menyeluruh dan langgeng, melanjutkan pertukaran normal, serta membangun kembali rasa saling percaya," tegas Yi, seperti dikutip kantor berita Xinhua, dari Channel News Asia, Senin, 29 Desember 2025.
Tiongkok terus memposisikan diri sebagai mediator utama dalam krisis ini, bersaing dengan pengaruh Amerika Serikat dan Malaysia. Sebelumnya, gencatan senjata bulan Juli tercapai berkat tekanan ekonomi dari Presiden AS Donald Trump. Namun, perdamaian tersebut runtuh setelah kedua negara terlibat dalam perang propaganda yang memicu kembali kontak senjata skala besar.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Tiongkok mengumumkan pemberian bantuan kemanusiaan darurat senilai 20 juta yuan (sekitar Rp43,7 miliar) untuk Kamboja. Bantuan berupa makanan, tenda, dan selimut dilaporkan telah tiba di Kamboja pada hari Minggu.
Menlu Thailand, Sihasak Phuangketkeow berharap pertemuan di Yunnan tidak hanya sekadar mediasi, tetapi juga menjadi sarana bagi Tiongkok untuk memberikan sinyal tegas agar konflik tidak terulang kembali.
"Thailand tidak hanya melihat Tiongkok sebagai mediator, tetapi kami ingin Tiongkok memainkan peran konstruktif dengan memastikan Kamboja tidak menghidupkan kembali konflik atau mencoba menciptakan sengketa baru di masa depan," pungkas Phuangketkeow.
(Kelvin Yurcel)