Kantongi USD3,1 Miliar Komitmen Awal JETP, RI Siap Bangun Proyek Energi Bersih

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Dok Kemenko Perekonomian

Kantongi USD3,1 Miliar Komitmen Awal JETP, RI Siap Bangun Proyek Energi Bersih

Eko Nordiansyah • 6 December 2025 12:00

Jakarta: Pemerintah memastikan sekitar USD3,1 miliar dari komitmen pendanaan awal Just Energy Transition Partnership (JETP) senilai USD20 miliar siap dimanfaatkan untuk mempercepat implementasi berbagai proyek energi bersih di Indonesia. Selain itu, sekitar USD5,5 miliar lainnya saat ini masih dalam proses negosiasi untuk proyek-proyek yang ada di dalam pipeline.

“Dari dana yang USD20 miliar, yang sudah dimobilisasi adalah USD3,1 miliar dengan skema JETP dan USD5,5 miliar lagi sedang dalam proses negosiasi untuk proyek-proyek konkret,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Jakarta, dilansir dari Antara, Sabtu, 6 Desember 2025.

Proyek prioritas masuk daftar JETP

Sejumlah proyek prioritas telah masuk daftar JETP, baik yang sudah disiapkan maupun yang menunggu persetujuan pendanaan.

Airlangga menyebut bahwa proyek-proyek yang sudah ada dan akan segera diproses untuk mendapatkan pendanaan JETP mulai dari PLTS Terapung Saguling, PLTP Muara Laboh, PLTSa Legok Nangka, jaringan transmisi di koridor Sulawesi, PLTB di Sumatera Selatan, hingga program dedieselisasi.

Ia menambahkan bahwa komitmen pendanaan JETP untuk Indonesia juga telah meningkat dari USD20 miliar menjadi USD21,4 miliar, terdiri atas USD11 miliar dari International Partners Group (IPG) serta USD10 miliar dari Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ).

Peningkatan ini, tegas Airlangga, menjadi cerminan kuatnya kepercayaan internasional terhadap proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia.

Ia juga mengungkapkan pimpinan JETP yang kini dipegang Jepang bersama Jerman memberikan sejumlah arahan prioritas termasuk percepatan pemanfaatan solar rooftop.
 



(Ilustrasi. MI/Susanto)

Selain itu, arahan prioritas juga mencakup kejelasan rencana lanjutan pengembangan energi terbarukan lainnya, serta penguatan proses pengadaan dan tender terutama seiring dengan target penambahan kapasitas pembangkit 70 gigawatt (GW) dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025-2034.

“Ini adalah sebuah proyek komitmen yang besar. Oleh karena itu, dengan ketersediaan dana sebesar USD21,4 miliar adalah sebuah dana yang besar dan itu tergantung kepada Indonesia dan lintas-kementerian untuk mengakselerasikan,” kata Airlangga.

Sebagai bagian dari upaya mempercepat pengembangan energi bersih, pemerintah telah membentuk Satuan Tugas Transisi Energi dan Ekonomi Hijau (Satgas TEH) dengan mandat mendorong percepatan implementasi JETP, termasuk akselerasi JETP 2.0, agar pendanaan yang tersedia dapat benar-benar membantu mempercepat pencapaian target NDC Indonesia.

Airlangga berharap keseluruhan paket pendanaan tersebut dapat segera direalisasikan melalui program-program konkret yang sudah berada dalam pipeline, mengingat dokumen pendukung dan keterlibatan lembaga pembiayaan, termasuk ADB, telah disiapkan.

Pendanaan untuk transisi energi

JETP sendiri merupakan komitmen pendanaan untuk mendukung transisi energi Indonesia yang disepakati pada Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali, November 2022. Kerja sama ini melibatkan Indonesia dan negara-negara maju dalam International Partners Group (IPG).

Setelah AS menarik diri, kepemimpinan IPG kini dipegang Jerman dan Jepang, dengan anggota Denmark, Inggris, Italia, Kanada, Norwegia, Prancis dan Uni Eropa.

Airlangga turut menegaskan bahwa keluarnya AS tidak memberikan dampak signifikan terhadap kelanjutan kerja sama tersebut karena pendanaan JETP bersifat gotong royong dan tidak bergantung pada satu negara.

Adapun pada Jumat, 5 Desember 2025, Pemerintah telah menggelar rapat koordinasi perkembangan JETP bersama perwakilan negara-negara IPG, GFANZ, Asian Development Bank (ADB), World Bank dan Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), serta duta besar negara mitra.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Eko Nordiansyah)