Kebakaran melanda sejumlah apartemen di Wang Fuk Court, Tai Po, Hong Kong. (Sky News)
Muhammad Reyhansyah • 2 December 2025 14:32
Hong Kong: Pemerintah Hong Kong pada Selasa, 2 Desember 2025 mengumumkan pembentukan komite independen untuk menyelidiki penyebab kebakaran paling mematikan di kota itu dalam beberapa dekade, yang telah merenggut 151 korban jiwa.
Komite tersebut akan dipimpin seorang hakim dan akan memeriksa penyebab serta faktor yang mempercepat penyebaran api, termasuk pengawasan terhadap renovasi bangunan yang dipersalahkan atas bencana tersebut.
Polisi telah menahan 13 orang atas dugaan pembunuhan tidak berencana sebagai bagian dari penyelidikan pidana terkait kebakaran pekan lalu, sementara lembaga antikorupsi menangkap 12 orang dalam penyelidikan dugaan korupsi. Pihak berwenang tidak menjelaskan apakah ada individu yang ditahan atas kedua perkara tersebut.
Tekanan Publik
Dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 2 Desember 2025, kebakaran diduga dipicu penggunaan jaring plastik dan busa insulasi berkualitas buruk selama pekerjaan renovasi di Wang Fuk Court, material yang mempercepat penyebaran api ke tujuh menara hunian tinggi yang menampung lebih dari 4.000 penduduk.
“Untuk mencegah tragedi serupa terulang, saya akan membentuk komite independen yang dipimpin hakim untuk meninjau penyebab dan penyebaran cepat kebakaran serta isu terkait,” kata Pemimpin Eksekutif Hong Kong John Lee dalam konferensi pers.
Tim penyelamat telah memeriksa lima dari tujuh bangunan yang hangus, menemukan jenazah di tangga dan atap saat warga mencoba melarikan diri. Sekitar 30 orang masih dinyatakan hilang.
Di tengah kemarahan publik yang meningkat, sejumlah kelompok menuntut transparansi dan akuntabilitas, sementara pemerintah Hong Kong dan Beijing memperingatkan bahwa upaya mempolitisasi tragedi akan dihukum berat.
Menanggapi penahanan seorang mahasiswa dari salah satu kelompok tersebut serta dua orang lain yang dilaporkan sedang diselidiki atas dugaan hasutan, Lee menegaskan ia tidak akan menoleransi kejahatan apa pun yang memanfaatkan musibah. Ia tidak berkomentar mengenai kasus individu tersebut.
Amnesty International dan Human Rights Watch menyampaikan kecaman atas laporan penangkapan itu.
“Sekarang adalah saatnya pemerintah Hong Kong menyelidiki secara transparan penyebab kebakaran dahsyat ini … bukan membungkam mereka yang mengajukan pertanyaan sah,” kata Amnesty International dalam pernyataan.
Respons Pemerintah
Kantor Keamanan Nasional Tiongkok memperingatkan pihak-pihak yang mencoba menggunakan tragedi ini untuk “mendorong Hong Kong kembali ke kekacauan” seperti pada 2019 ketika protes besar pro-demokrasi memicu krisis politik.
“Kami memperingatkan keras para perusuh anti-Tiongkok yang berupaya ‘mengacaukan Hong Kong melalui bencana’,” ujar lembaga tersebut. “Apa pun metode yang digunakan, Anda pasti akan dimintai pertanggungjawaban dan dihukum tegas.”
Lee memastikan pemilihan legislatif pada Minggu mendatang akan tetap berlangsung sesuai jadwal.
Material Substandar Disorot Investigasi
Departemen Tenaga Kerja kota menyatakan bahwa pada tahun lalu, warga Wang Fuk Court pernah diberi tahu bahwa mereka menghadapi “risiko kebakaran yang relatif rendah” setelah mengeluhkan bahaya kebakaran akibat renovasi. Kekhawatiran, termasuk terkait potensi mudah terbakar jaring penutup perancah, telah disampaikan pada September 2024.
Hasil pengujian terhadap sampel jaring berwarna hijau yang membungkus perancah bambu tidak memenuhi standar tahan api, menurut pejabat investigasi.
Sekretaris Utama Eric Chan mengatakan kontraktor menggunakan material berkualitas rendah di area yang sulit dijangkau sehingga menyulitkan inspeksi. Material busa insulasi yang digunakan juga memperbesar kobaran api, sementara sistem alarm kebakaran dilaporkan tidak berfungsi dengan baik.
Kondisi Lapangan
Ribuan warga telah ikut memberikan penghormatan kepada para korban, termasuk sedikitnya sembilan pekerja rumah tangga dari Indonesia dan satu dari Filipina. Aksi doa bersama juga dijadwalkan berlangsung di Tokyo, Taipei, dan London.
Pencarian di dua bangunan yang mengalami kerusakan terparah masih berlanjut dan diperkirakan membutuhkan waktu berminggu-minggu. Foto yang dibagikan kepolisian menunjukkan petugas menggunakan hazmat suit dan helm menyusuri ruang-ruang dengan dinding hangus serta puing yang terendam air pemadam.
Lebih dari 60 hewan peliharaan, termasuk 34 kucing, 12 anjing, dan 7 kura-kura, turut tewas dalam kebakaran, sementara lebih dari 200 berhasil diselamatkan, menurut Society for the Prevention of Cruelty to Animals.
Sekitar 1.500 warga telah dipindahkan dari pusat evakuasi ke perumahan sementara, dan 945 lainnya ditempatkan di hostel pemuda dan hotel. Pemerintah menyediakan dana darurat sebesar HK$10.000 untuk setiap keluarga dan layanan cepat untuk penerbitan kartu identitas, paspor, serta akta perkawinan baru.
Baca juga:
Para Pekerja Migran Hancur Akibat Kebakaran Apartemen Hong Kong