Helikopter milik Puspenerbal dikerahkan untuk antar logistik bantuan korban banjir di Tapanuli Tengah, Sumut. Foto: Antara-HO Humas TNI AL.
Fachri Audhia Hafiez • 3 December 2025 15:53
Jakarta: Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto merespons soal temuan logistik bantuan untuk korban bencana di Sumatra yang hancur saat disalurkan lewat udara. Agus mengatakan bahwa terdapat kendala lokasi dalam upaya penyaluran, sehingga bantuan mesti dijatuhkan.
Agus mengatakan pihaknya juga menjaga keselamatan personel dan alat utama sistem senjata (alutsista) di tengah kondisi darurat. Dia telah menekankan kepada prajurit untuk berhati-hati.
"Kemudian tadi ada yang tanya soal logistik yang hancur, kemarin dalam pemberian bantuan memang saya tekankan pada prajurit TNI untuk tetap menjaga keamanan personel dan alutsista," kata Agus dikutip dari akun Youtube Sekretariat Presiden, Rabu, 3 Desember 2025.
Dia juga menceritakan ketika helikopter akan mendarat, terdapat kendala berupa kabel-kabel. Agus mengatakan daripada membawa kembali bantuan tersebut, pilot memutuskan untuk tetap menjatuhkan bantuan meskipun ada risiko kerusakan.
"Pada saat kemarin heli mau mendarat, di situ ada kabel sehingga diputuskan oleh pilot barang itu tetap di-
drop walaupun mungkin ada beberapa beras yang tercecer, tapi daripada dibawa lagi ke pangkalan udara, lebih baik di-
drop dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," kata
Agus.
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto (tengah). Foto: BPMI Sekretariat Presiden.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak menyatakan bahwa pendaratan helikopter sangat sulit dilakukan di tengah kondisi bencana karena landasan harus benar-benar siap.
"Tadi memang sudah dijelaskan soal dropping, jadi heli itu tidak bisa mendarat di manapun. Jadi landasannya harus siap. Karena kondisi bantuan harus diberikan, kita coba untuk dilempar," ujar Maruli.
Maruli menambahkan, setelah insiden logistik yang sempat pecah atau rusak, pihaknya langsung melakukan evaluasi. "Setelah ada yang pecah, kita evaluasi lagi. Sampai sekarang tidak terjadi lagi sudah," tutup Maruli.