Produsen Mobil Listrik Arab Saudi Diprediksi Sumbang USD7,9 Miliar pada 2034

Riyadh: Produsen kendaraan mobil listrik milik Kerajaan Arab Saudi dengan merek Ceer diperkirakan akan menyumbang 30 miliar riyal Saudi (USD7,9 miliar) untuk produk domestik bruto pada 2034.

Kementerian Perindustrian dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi telah memberikan izin industri kepada Ceer untuk mendirikan fasilitas manufaktur EV. Pabrik, yang mencakup lebih dari satu juta meter persegi, akan berlokasi di Lembah Industri King Abdullah Economic City.

Kementerian Arab Saudi mengatakan pabrik itu akan menarik lebih dari 562 juta riyal Saudi investasi asing langsung dan menciptakan hingga 30 ribu pekerjaan langsung dan tidak langsung.

Juru Bicara Resmi Kementerian  Arab Saudi Jarrah bin Muhammad Al-Jarrah, mengatakan industri otomotif merupakan salah satu sektor paling kritis dalam Strategi Industri Nasional.

Al-Jarrah mengatakan sektor ini merupakan peluang yang menarik mengingat besarnya pasar, yang secara global diperkirakan akan berlipat ganda selama 10 tahun ke depan. Selain itu, industri otomotif juga akan memberikan dorongan kuat bagi sektor industri prioritas seperti mineral dan kimia.

Dia mengklarifikasi itu akan membantu mencapai ambisi Kerajaan untuk mengekspor ke pasar tetangga di tengah upaya diversifikasi ekonominya. Selain itu, sektor ini juga akan mendorong pengembangan transfer pengetahuan, lokalisasi, konten lokal, dan peluang kerja.

"Fasilitas manufaktur ini adalah bagian dari upaya Arab Saudi untuk mendiversifikasi ekonominya dan mengurangi ketergantungannya pada ekspor minyak," kata mitra praktik Perjalanan dan Transportasi di Arthur D. Little Middle East Joseph Salem, kepada Arab News, Kamis, 22 Juni 2023.

Ceer banyak berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan EV yang dapat bersaing dengan merek global, dan pemerintah memberikan dukungan melalui insentif dan peraturan untuk mendorong pertumbuhan industri.

Kerajaan Arab Saudi akan memproduksi sekitar 300 ribu mobil pada 2030, terhitung 50 persen dari penjualan mobil di negara-negara Dewan Kerjasama Teluk pada 2025.